Merger Honda dan Nissan Tak Sepakat soal Status Anak Perusahaan

Merger Honda dan Nissan Tak Sepakat soal Status Anak Perusahaan

RENCANA MERGER pada 1 Agustus 2024 di Tokyo, Jepang. Ketika itu, CEO Nissan Makoto Uchida (kiri) dan Direktur Honda Toshihiro Mibe menggelar konferensi pers untuk media setempat.-RICHARD A. BROOKS-AFP-

Kamis, 13 Februari 2025, Honda dan Nissan mengumumkan bahwa rencana merger mereka gagal. Padahal, kalau gol, kesatuan mereka akan menjadi perusahaan otomotif terbesar ketiga di dunia. Setelah Toyota dan Volkswagen.

PEMBAHASAN soal merger itu sejatinya sudah dibahas—juga diumumkan—pada Desember 2024. Dunia pun menanti-nantikan penyatuan dua pabrikan gede tersebut. Keduanya punya sejarah panjang. Juga punya produk-produk yang nyantol di batin pelanggannya.

Nah, kalau jadi merger, bisa dibayangkan betapa mereka akan menjadi satu perusahaan gede. Sudah punya infrastruktur kuat. Terlebih, merger itu ditujukan untuk pengembangan mobil listrik. Sebab, selama ini produk-produk Jepang memang tergerus pabrikan Tiongkok.

Nissan pun mengalami kesulitan. Pada semester pertama tahun lalu, labanya drop 93 persen. Pada November, Nissan memecat 9 ribu karyawannya. Perusahaan itu juga berutang miliaran dolar.

BACA JUGA:LCR Honda Racing Resmi Diperkenalkan, Target Lebih Kompetitif di MotoGP 2025

BACA JUGA:Honda Gandeng Nissan

Bagi kedua perusahaan, penggabungan dapat menciptakan efisiensi berskala besar. Mereka juga bisa meningkatkan kemampuan riset dan pengembangan. Yang juga penting adalah, memperkuat daya saing di bidang teknologi canggih seperti elektrifikasi dan kendaraan berbasis perangkat lunak. Itulah analisis Tatsuo Yoshida, analis senior otomotif di Bloomberg Intelligence.

Harus diakui, produsen mobil Jepang tertinggal di sektor kendaraan listrik dibandingkan perusahaan Tiongkok. BYD, produsen kendaraan listrik terkemuka di Tiongkok, tahun lalu menjual lebih banyak kendaraan secara global dibandingkan Honda dan Nissan.


JAJARAN MOBIL NISSAN dipajang pada kantor pusatnya di Yokohama, Prefektur Kanagawa, Jepang, 10 Februari 2025.-PHILIP FONG-AFP-

Honda dan Nissan sebenarnya telah sepakat untuk bekerja sama di bidang teknologi elektrifikasi dan pengembangan perangkat lunak. Mereka bahkan mengajak Mitsubishi Motors bergabung dalam diskusi merger tersebut.

Pada Desember, rencana merger menyebutkan bahwa Honda, Nissan, dan Mitsubishi Motors akan mengintegrasikan bisnis mereka di bawah perusahaan induk baru.

Namun, laporan media lokal menyebut Honda kecewa dengan lambatnya keputusan restrukturisasi Nissan. Honda juga ingin menjadikan Nissan anak perusahaannya. Hal itulah yang tidak dapat diterima oleh pimpinan Nissan.

"Nissan tampaknya menekankan kebebasan dan kemandirian dalam strateginya. Dan bagi Honda, itu tidak maksimal manfaatnya dari skala ekonomi," kata Yoshitaka Ishiyama, analis Mizuho Securities.

BACA JUGA:GIIAS Surabaya 2024, Nissan Hadirkan All-new Nissan Serena e-Power dengan Fitur Elektrifikasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: