Jejak Soemitro Djojohadikoesoemo, Langkah Prabowo Subianto

ILUSTRASI Jejak Soemitro Djojohadikoesoemo, Langkah Prabowo Subianto.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
KEBIJAKAN ekonomi Presiden Prabowo Subianto seperti langkah kuda yang sulit ditebak. Apakah akan mengikuti langkah ayahnya, Prof Soemitro Djojohadikoesoemo yang telah banyak meletakkan fondasi ekonomi Indonesia.
Latar belakang karier Prabowo beda dengan ayahnya. Ia memilih menjadi tentara. Baret merah pula. Padahal, yang mengalir deras di tubuhnya adalah darah ekonom. Selain ayah yang menjadi begawan ekonomi Indonesia, kakek Prabowo juga dikenal sebagai pejuang ekonomi negeri ini.
Kakeknya, RM Margono Djojohadikoesoemo, pendiri BNI, salah satu bank pelat merah. Sekaligus direktur pertama bank yang kini beraset Rp 1.120 triliun (Desember 2024) itu.
BACA JUGA:Prabowo Subianto Sambut PM Jepang Ishiba, Pertemuan Kunci Perkuat Hubungan Bilateral
BACA JUGA:Presiden Prabowo Subianto Mulai Berkantor di IKN Per 17 Agustus 2028
Margono adalah tokoh nasional di zamannya. Dari buku Ingatan Tiga Zaman, Margono Djojohadikoesoemo, kakek Presiden Prabowo itu adalah orang pertama yang menjabat ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Lembaga tinggi negara yang sudah dibubarkan itu.
Soemitro, ayahanda Prabowo, menjadi menteri di era Soekarno maupun zaman Soeharto. Kali pertama jadi menteri di pemerintahan Perdana Menteri (PM) M. Natsir tahun 1950. Sebagai menteri perdagangan.
Ia langsung menggulirkan Program Ekonomi Benteng. Yakni, memberdayakan para pengusaha pribumi. Para pebisnis pribumi diberi bimbingan dan modal kredit. Soemitro membuka pintu luas untuk pengusaha lemah agar maju.
BACA JUGA:Asta Brata untuk El Senor Presidente Prabowo Subianto
BACA JUGA:Presiden Prabowo Subianto Mulai Berkantor di IKN Per 17 Agustus 2028
Program Benteng itu berbau nasionalisme. Sebab, gerakan tersebut bertujuan mengubah ekonomi kolonialisme menjadi ekonomi nasional. Saat itu sektor penting seperti ekspor impor masih dikuasai perusahaan Belanda.
Namun, di sisi lain, Soemitro dikenal sebagai ekonom yang sangat mendorong industrialisasi. Cara melompat tinggi mengejar ketertinggalan dari negara lain.
Sebab, ia tidak suka menjual bahan mentah yang bernilai rendah. Istilah hilirisasi yang sekarang populer sudah dikenal saat Soemitra malang melintang jadi menteri.
BACA JUGA:LSI Denny JA: Kepercayaan Publik Capai 83,5 Persen Bukti Popularitas Prabowo Subianto Sangat Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: