Biadab, Siswi SMA di Jombang Diperkosa sebelum Dibunuh

ILUSTRASI Biadab, Siswi SMA di Jombang Diperkosa sebelum Dibunuh.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Polisi mengatakan, pelaku utama perkara tersebut Adiansyah. Usianya baru saja melewati masa anak-anak. Mengapa ia memerkosa pacar secara bergiliran? Sulit dimengerti. Cuma ia yang bisa menjawab.
Mengapa pria remaja memerkosa?
Dikutip dari The New York Times, 30 Oktober 2017, berjudul What Experts Know About Men Who Rape, memuat pendapat para ahli tentang siapakah pria pemerkosa? Apa yang ada dalam pikirannya sehingga memerkosa?
Salah satu ahlinya adalah Neil Malamuth, psikolog di University of California, Los Angeles, AS, yang telah mempelajari agresi seksual selama beberapa dekade. Ia mengatakan:
”Banyak orang berpendapat bahwa pria muda memerkosa karena sering menonton film porno. Sebenarnya belum tentu begitu. Bisa jadi begitu, bisa juga tidak. Kuncinya di empati orang tersebut. Jika skor empatinya tinggi, ia tidak memerkosa.”
Bagaimana dengan gagasan bahwa pemerkosaan berkaitan dengan kekuasaan laki-laki atas perempuan? Beberapa ahli merasa bahwa penelitian tentang sikap bermusuhan laki-kali terhadap perempuan mendukung gagasan itu.
Malamuth berdasarkan hasil risetnya, menyatakan, para pemerkosa sering menceritakan kisah mereka tentang penolakan gadis-gadis terhadapnya di sekolah menengah. Ia pun berpandangan bahwa hanya pria yang sukses ecara ekonomi yang diterima perempuan.
Seiring berjalan usia, pria merasa sukses karena dulu ia bukan siapa-siapa sehingga kini jadi narsis. Ia lantas menduga bahwa membalas dendam kepada para wanita itu dengan memiliki kekuasaan atas mereka tampaknya telah menjadi sumber gairah.
Malamuth: ”Sebagian besar subjek dalam penelitian ini secara terbuka mengakui mereka melakukan hubungan seks tanpa persetujuan pihak wanita. Tetapi, mereka tidak menganggapnya sebagai pemerkosaan. Para peneliti menghadapi kontradiksi ini berulang kali.”
Dilanjut: ”Ketika responden ditanya ’apakah mereka melakukan penetrasi tanpa persetujuan si perempuan?’ Responden menjawab, ’ya’. Ketika ia ditanya lagi, apakah ia melakukan ’sesuatu seperti pemerkosaan’, jawabannya hampir selalu tidak.”
Jadi, menurut Malamuth, pria pemerkosa perempuan merupakan balas dendam untuk bisa pegang kendali. Atau, merasa berkuasa atas perempuan korban pemerkosaan.
Jika teori itu dikaitkan dengan kasus Adiansyah, jadi tidak cocok. Adiansyah memerkosa tidak sendirian. Ia tidak pegang kendali atas korban. Tetapi, benar-benar berusaha menghancurkan korban. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: