Deka Hotel Surabaya Sambut Ramadan, Hadirkan Menu Nusantara

Ketika dihidangkan, nasi dengan kuah ditempatkan dalam wadah piring beralaskan daun pisang. Kuahnya berwarna kuning. Sedikit kental karena mengandung santan. Tak begitu banyak. Hanya sedikit memenuhi bagian dasar nasi saja. Orang menyebutnya: nyemek.

Sekilas aromanya seperti gulai. Tapi rasanya tidak sama dengan gulai. Mungkin bisa disebut paduan semur daging dan gulai. Bumbu rempahnya begitu terasa. Pedas, gurih. Tapi tidak eneg. 

Soal rasa kuahnya, hampir mirip dengan soto becek khas Nganjuk. Tapi tidak benar-benar sama persis. Mungkin karena dua-duanya mengandung santan dan rempah. 

BACA JUGA:Hotel Swiss Belinn Tunjungan Sajikan 101 Menu Kuliner Jawa Sambut Ramadhan

General Manager Deka Hotel Budi Setyawan menyebut bahwa salah satu bahan pembuatan nasi gandul adalah sumsum sapi. "Kalau rempah-rempahnya dari kayu manis, gula merah dan sebagainya," ujarnya.

Sumsum sapi itu membentuk kekentalan kuah dan rasa otentik. Kemudian ditambahkan bumbu rahasia asal Pati.

Hasilnya, daging yang disajikan pun cukup empuk dan tak anyir. Pas jika dipadukan dengan nasi berkuah tersebut.

Para pengunjung mengambil menu yang tersaji di Deka Hotel Surabaya, saat perilisan kuliner bertema Nusantara sambut Ramadan, 18 Februari 2025.-Ananda Tiyas Safina-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Sambut Ramadhan, Artotel TS Suites Surabaya Rilis Menu Nusantara dan Timur Tengah

Otentisitas rasa manis asli Pati ada di telur dan tempe baceman. Kedua bahan itu menyatu pula ketika disantap bersama nasi dan kuah gandul. 

Jika daging dan jerohan dapat memaksimalkan rasa gurih dan aroma rempah, maka telur dan tempe bacemnya memberi sensasi rasa manis. Itulah warna-warni rasa dari nasi gandul.

Dengan beragam menu khas, Deka Hotel bisa jadi tempat menarik untuk menikmati momen berbuka puasa di Surabaya. (*)

Sumber: