Golkar Komentari Aksi Indonesia Gelap: Wajar dan Dibutuhkan dalam Demokrasi

Golkar Komentari Aksi Indonesia Gelap: Wajar dan Dibutuhkan dalam Demokrasi

Ketua DPP Golkar, Nurul Arifin--Instagram @na_nurularifin

HARIAN DISWAY  - Ketua DPP Partai Golkar, Nurul Arifin, menilai aksi unjuk rasa "Indonesia Gelap" di berbagai kota sebagai hal yang wajar di negara demokrasi.

Menurutnya, aksi ini adalah bentuk pengawasan terhadap sistem demokrasi agar tetap terkendali dan tidak melampaui batas. 

Nurul menghormati aksi ‘Indonesia Gelap’ sebagai hal yang wajar, karena merupakan salah satu cara bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi yang tidak dapat disampaikan secara langsung.

Oleh karena itu, aspirasi disampaikan melalui lapangan terbuka dengan jumlah massa aksi tertentu.

"Kami menghargai juga karena dalam sistem demokrasi, ya suara rakyat ini harus didengar begitu, dan kita tahu bahwa yang muncul di dalam suara rakyat adalah keresahan-keresahan," Tutur Nurul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025 dikutip dari Antara. 

BACA JUGA:Puncak Demo Indonesia Gelap, BEM SI Geruduk Istana Bawa 9 Tuntutan

BACA JUGA:Demo Indonesia Gelap Kembali Digelar Besok, BEM SI: Tuntutan Masih Sama!

Nurul juga menekankan bahwa dengan adanya  aksi ini, pemerintah jadi sadar tentang apa yang diinginkan masyarakat. 

"Saya pikir ini bagus untuk membuat alert, waspada begitu. Artinya, kita betul-betul, 'Oh, ini yang diinginkan (masyarakat)'. Jadi, jangan sampai kebablasan juga, baik dalam pemerintahan ataupun masyarakat dalam menjalankan sistem demokrasi ini," tuturnya.

Namun, Nurul juga mengingatkan agar para demonstran tidak melakukan tindakan anarkis selama demo berlangsung

"Demo itu ya wajar-wajar saja, kita juga jangan takut. Jangan takut juga menyalurkan aspirasi. Tetapi lakukan itu dengan cara-cara yang konstruktif ya, tidak kemudian anarkis," ucapnya.

Menurut dia, tindakan anarkis dalam unjuk rasa dapat membawa pengaruh pada stabilitas politik hingga ekonomi.

"Kalau sampai anarkis 'kan tidak hanya merusak segelintir, tetapi juga negara inilah. Artinya, stabilitas politik 'kan berimbas pada stabilitas ekonomi gitu," kata dia.

BACA JUGA:100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: