DTKS Dihapus, Cek Pencairan Dana Bansos 2025 Kini Pakai DTSEN!

DTKS Dihapus, Cek Pencairan Dana Bansos 2025 Kini Pakai DTSEN!

Mensos Gus Ipul Saat Berdialog Bersama Para Pilar -Kemensos.go.id-Kemensos.go.id

HARIAN DISWAY- Pemerintah tegaskan efisiensi anggaran tidak akan mengurangi hak rakyat utamanya bansos.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam dialog bersama 457 pilar sosial se-Karesidenan Madiun di Pendopo Ronggo Djoemono, Kabupaten Madiun, Magetan, dan Ngawi pada Jumat, 21 Februari kemarin.

"Pendamping tidak perlu khawatir soal efisiensi. Jatah untuk rakyat tidak akan dikurangi, malah bansos memungkinkan akan ditambah. Hak masyarakat tetap jadi prioritas," paparnya.

Pemerintah kembali membuat gebrakan baru dengan dihapusnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Penghapusan itu terjadi karena adanya upaya untuk memperbaiki akurasi data guna memastikan program bantuan sosial (bansos) lebih tepat sasaran. 

BACA JUGA:Kukuhkan Ketua DWP Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf Minta Pengurus Langsung Bekerja

BACA JUGA:Unitomo Dukung Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Kemensos Percepat Entaskan Kemiskinan Jatim

Kebijakan DTKS digantikan oleh Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 pada 5 Februari kemarin dan menjadi titik awal pemutakhiran data nasional. 

Adapun perbedaan dari keduanya adalah, DTSEN memiliki cakupan yang lebih luas dan lengkap dibandingkan DTKS.

Jadi, DTSEN memuat data seluruh penduduk Indonesia dari berbagai lapisan sosial dan ekonomi, lain halnya dengan DTKS yang hanya berisi data masyarakat yang berhak menerima bansos.

"Ini adalah pertama kalinya Indonesia memiliki data tunggal nasional yang menyangkut seluruh penduduk. DTSEN akan menjadi rujukan utama semua program sosal dan ekonomi ke depan," terang Gus Ipul.

Melalui DTSEN, data bisa dirubah (ditambah, dihapus, diperbaiki) melalui dua jalur yakni, formal pemerintah dan partisipasi masyarakat.

"Kalau pendamping sosial melihat ada data yang tidak sesuai, wajib untuk segera menyangah. Validitas data adalah kunci kebijakan yang tepat sasaran," tambahnya.

BACA JUGA:Kakek Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Mensos: Tunggu Hasil Kajian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: