Harga Cabai Rawit Melejit
Romli, penjual cabai di Pasar Keputran Utara, Surabaya, Selasa, 4 Maret 2025.-Ananda Tiyas Safina-
HARGA cabai melambung tinggi. Berdasarkan website sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) Pemprov Jatim, harga cabai, Selasa, 4 Maret 2025, secara akumulasi dari 38 kabupaten/kota berada di harga Rp 94.328 per kilogram. harga cabai termahal terjadi di kabupaten Sampang (lihat grafis).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun mengakui bahwa cabai menjadi komoditas yang harganya mengalami kenaikan yang signifikan. Hal itu dikarenakan stok cabai di pasar masih terbatas pada awal Ramadan. “Awal Ramadan beberapa distributor masih libur,” kata Khofifah, Senin, 3 Maret 2025.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim M Iwan mengatakan, di awal bulan puasa, mayoritas petani tidak panen cabai. Sehingga pasokannya berkurang. Stok cabai di distributor pun terbatas. Sehingga cepat habis.
Di sisi lain, panen di saat musim hujan, cabai cepat busuk. Sehingga petani cenderung tidak melakukan panen. “Sekarang kita lihat hujan masih turun. Bahkan, beberapa hari terakhir hujan masih sangat deras. Kondisi ini buat petani tidak memetik cabai,” ungkapnya.
BACA JUGA:Harga Cabai hingga Daging Ayam Naik Jelang Ramadan, Wagub Emil: Pemprov Segera Gelar Pasar Murah
BACA JUGA:Imbas Cuaca Buruk, Harga Cabai di Jatim Naik Sampai 80 Ribu Per Kilo
Namun, Iwan baru-baru ini mendapat informasi dari Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, mereka mengatakan bahwa produksi atau panen cabai saat ini sudah cukup besar. Sehingga, ia memastikan, sekitar dua sampai tiga hari ke depan stok cabai di pasar bisa kembali normal.
“Kalau stok cabai melimpah, harga akan kembali normal. Bisa kembali ke bawah HET (Harga Eceran Tertinggi). Walaupun memang penurunannya tidak bisa langsung. Pastinya bertahap,” ungkapnya.
Hanya saja, walau petani melakukan panen besar, stok cabai Jawa Timur masih harus berbagi dengan daerah lain di Indonesia. Sebab, Jawa Timur masih menjadi salah satu provinsi yang menyuplai stok cabai rawit di tanah air.
“Sebenarnya, kalau yang ada sekarang saja sudah cukup untuk kebutuhan Jawa Timur saja. Tetapi, kita kan tidak bisa berpikir hanya untuk diri sendiri saja. Tetapi memikirkan provinsi lain yang bergantung pada pertanian Jawa Timur,” katanya lagi.
Cabai rawit yang mengalami kenaikan harga.-Ananda Tyas Safina -
Kondisi kenaikan harga yang sangat ekstrem hanya terjadi pada cabe rawit saja. Cabai keriting walau harganya naik, tidak melebihi HET. “Jadi, kalau masih di bawah HET harganya, bagi saya sih masih normal. Kenaikannya masih bisa ditoleransi,” ucapnya.
Pun untuk menjaga kondisi harga pangan di masa Ramadan dan Idulfitri 1446 H ini, Disperindag juga membuat pasar murah. Semua harga barang yang dijual di bawah HET. Hal itu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat agar tetap stabil.
“Ini upaya kami untuk tetap menjaga inflasi. Untuk komoditas bahan pokoknya, kami menjual beras medium di harga Rp 12.500 per kilogram. Beras Premium di harga Rp 13.900 per kilogram. Lalu minyaKita di harga Rp 15.500 ribu per liter, Gula pasir Rp 17 ribu dan telur ayam ras di harga Rp 28 ribu,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: