Produksi Padi Jatim 2024 Turun 4,53 Persen, tapi Ada Proyeksi Naik 18,68 Persen di Awal 2025

Produksi Padi Jatim 2024 Turun 4,53 Persen, tapi Ada Proyeksi Naik 18,68 Persen di Awal 2025

Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, prajurit Brigif 2 Marinir melaksanakan penanaman bibit padi di Kesatrian Marinir R. Suhadi Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Selasa, 31 Desevmber 2024. Pada kegiatan tersebut prajurit Brigif 2 Marinir melak-Dispen Kormar TNI Angkatan Laut-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat produksi padi di Jatim pada 2024 mencapai 9,27 juta ton gabah kering giling (GKG), turun 4,53 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 9,71 juta ton GKG. 

Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya luas panen dan produktivitas padi di beberapa wilayah.  

Kepala BPS Jatim Zulkipli menjelaskan, luas panen padi pada 2024 mencapai 1,62 juta hektare, atau turun 4,78 persen dari 2023 yang sebesar 1,70 juta hektare. 

”Penurunan ini terutama terjadi pada Januari-April 2024, yang mana produksi padi turun 11,97 persen akibat penurunan produktivitas dan luas panen,” kata Zulkipli.  

Meski mengalami penurunan, produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi pada April, yakni sebesar 2,14 juta ton GKG. 

BACA JUGA:Transaksi PaDi capai Rp 13,5 Triliun, Alat Kantor Jadi Barang Yang paling Banyak Dibeli

BACA JUGA:Bulog Jatim Fokus Serap Padi Petani

Sementara produksi terendah tercatat pada Januari, yaitu 0,28 juta ton GKG. 

”Jika dikonversi menjadi beras, produksi beras Jatim pada 2024 mencapai 5,35 juta ton, turun 4,53 persen dari 2023 yang sebesar 5,61 juta ton,” kata dia.  

Zulkipli menyebut, penurunan produksi padi terjadi di beberapa kabupaten seperti Gresik, Blitar, dan Banyuwangi. 

Namun, beberapa wilayah seperti Tuban, Pasuruan, dan Sidoarjo justru mencatat kenaikan produksi.  

Tiga kabupaten dengan produksi padi tertinggi pada 2024 adalah Lamongan, Ngawi, dan Bojonegoro. 

BACA JUGA:Produksi Padi Diprediksi Turun, Jatim Tetap yang Tertinggi di Indonesia

Sementara itu, Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Blitar menjadi wilayah dengan produksi terendah.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: