Hadapi Musim Kemarau 2025, BMKG Imbau Kementerian hingga Masyarakat Lakukan Langkah-LangkahIni

Ilustrasi musim kemarau dan kekeringan. -twitter @KMachielse-
Puncak kekeringan pada bulan Agustus -September menunjukkan pentingnya sistem pengelolaan sumber daya air melalui embung, situ maupun waduk. Baik dalam penyediaan air minum maupun irigasi pertanian-Kementerian PUPR-
Selama musim kemarau, perlu mengoptimalkan sumber air alternatif dan memastikan distribusi air yang efektif guna menjaga ketersediaan pasokan air bagi kebutuhan masyarakat sepanjang musim kemarau.
Sebelumnya, Dwikorita mengungkapkan bahwa musim kemarau tahun 2025 diprediksi pertama kali terjadi pada bulan Maret ini. Sementara puncaknya terjadi pada bulan Juni hingga Agustus secara bergantian (tidak serentak).
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Hujan Lebat hingga 11 Maret, Waspada Potensi Banjir dan Cuaca Ekstrem
Lebih lanjut, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena mengatakan, musim kemarau tahun ini berada di kondisi iklim yang normal. Yakni tidak sekering seperti pada tahun 2023, atau justru kurang lebih seperti tahun 2024.
Hal tersebut dikarenakan kondisi suhu muka air laut di wilayah kepulauan Indonesia, topografi di Indonesia, serta angin monsun yang bertiup kurang lebih netral, sehingga tidak terjadi el nino atau la nina.(*)
*) Mahasiswa magang dari UIN Sunan Ampel Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: