Kepala Cabang BPJS Kesehatan Pasuruan: Pelayanan Kami Tidak Sulit dan Rumit

BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan menyosialisasikan sejumlah hal kepada awak media -Lailiyah Rahmawati-
PASURUAN, HARIAN DISWAY - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Pasuruan menyosialisasikan sejumlah hal kepada sejumlah awak media, Senin 17 Maret 2025. Beberapa hal yang disosialisasikan langsung oleh kepala cabang BPJS Kesehatan Pasuruan dr Dina Diana Permata, di antaranya pengoptimalan pelayanan BPJS kesehatan di rumah-rumah sakit yang telah bekerja sama dengan adanya petugas pelayanan yang siap membantu peserta JKN yang membutuhkan informasi tentang BPJS Kesehatan.
Penempatan petugas pelayanan di rumah sakit tersebut akan sigap membantu peserta JKN yang kesulitan memanfaatkan pelayanan BPJS kesehatan. Adanya petugas pelayanan dari BPJS kesehatan itu mendapatkan apresiasi dari peserta JKN di rumah sakit.
"Tadi sempat bingung dengan bagaimana cara mendapatkan rujukan ke RSUD Bangil. Kemudian ada petugas dari BPJS kesehatan yang telaten membimbing sampai selesai," ujar Ma'ruf seorang peserta JKN di Rumah Sakit Graha Medika Pasuruan.
Kepala BPJS Kesehatan cabang Pasuruan dr Dina Diana Permata mengatakan, keberadaan para petugas BPJS kesehatan memang untuk mengoptimalkan pelayanan mereka. Ia menyontohkan pasien yang membutuhkan rujukan ke rumah sakit lain, tetapi masih dibutuhkan untuk melakukan finger print akan dibantu untuk melakukan finger print tanpa perlu beranjak dari tempat tidurnya.
BACA JUGA:600 Guru Non-ASN Kabupaten Pasuruan Terima THR Pahit, Diberhentikan Tanpa Pemberitahuan
BACA JUGA:Ratusan Botol Siap Edar: Polres Pasuruan Amankan Pelaku Pengemasan Ulang Minyak Tidak Izin Edar
"Kami memastikan tidak ada pelayanan kami yang mempersulit. Sebisa mungkin kami akan membantu supaya peserta JKN mendapatkan manfaat sebagai peserta BPJS kesehatan," ujar Dina.
Selain menyosialisasikan komitmen memberikan pelayanan yang tidak rumit. Dina mengajak media-media untuk ikut andil menyampaikan visi dan misi BPJS kesehatan yang selama ini kurang utuh dipahami oleh masyarakat. Masih banyaknya peserta JKN mandiri yang menunggak pembayaran iuran menjadi permasalahan yang kini dihadapi oleh BPJS Kesehatan. Menurut Dina, banyak peserta JKN yang berhenti membayar iuran mandiri baik dari kelas 1,2, dan 3 karena merasa sudah tidak butuh lagi. Padahal, iuran yang dibayarkan tersebut sangat besar artinya bagi peserta lainnya yang membutuhkan cover BPJS kesehatan.
Dina lalu menyontohkan, pasien yang melahirkan secara caesar yang jika menggunakan biaya sekitar Rp 20 juta lebih. Akan tetapi, setelah peserta mendapatkan perawatan kemudian tidak lagi membayar iuran sesuai kelas yang dipilih. "Misal kelas 3 dengan iuran Rp 35 ribu. Kemudian baru membayar beberapa bulan mengajukan cover untuk persalinan caesar. Setelah operasi selesai malah tidak mau lagi membayar. Ini yang menyebabkan kami mengalami defisit. Padahal, membayar iuran meskipun tidak sedang sakit merupakan partisipasi gotong royong untuk pasien lain yang membutuhkan pertolongan," terangnya.
Dina berharap dengan sosialisasi program-program lewat media massa akan tersampaikan lebih mudah visi dan misi BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanannya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: