Astronot dan Risikonya di Luar Angkasa, Dari Tulang Rapuh Hingga Isolasi

Astronot dan Risikonya di Luar Angkasa, Dari Tulang Rapuh Hingga Isolasi

Foto ini, yang dirilis oleh NASA, menampilkan peluncuran roket SpaceX Falcon 9 yang membawa wahana Dragon dalam misi SpaceX Crew-10 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Di dalamnya terdapat astronot NASA Anne McClain dan Nichole Ayers, astronot JAXA Tak--AFP

BACA JUGA:Robot Paro, Efektif pada Lansia dan Autisme, Bisa Tenangkan Astronot Mars

Selain itu, keseimbangan tubuh juga terganggu. “Ini terjadi pada setiap astronot. Bahkan yang hanya berada di luar angkasa selama beberapa hari,” kata Emmanuel Urquieta dari University of Central Florida.

Karena itu, NASA memiliki program rehabilitasi selama 45 hari untuk membantu astronot kembali menyesuaikan diri di Bumi.

Masalah lain yang kurang dikenal adalah pergeseran cairan tubuh. Di gravitasi nol, cairan dalam tubuh manusia cenderung berpindah ke bagian atas. Menyebabkan wajah membengkak dan meningkatkan tekanan pada mata.

BACA JUGA:Ada Aplikasi yang Bantu Astronot Mengambil Foto Bumi, Pengguna Umum Bisa Akses!

Dalam beberapa kasus, itu bisa menyebabkan sindrom neuro-okular terkait penerbangan luar angkasa (SANS) yang membuat penglihatan memburuk.

Namun, ada kejutan menarik. Jessica Meir, seorang astronot NASA, menyebut bahwa efek itu justru memperbaiki penglihatannya.

“Saya punya masalah mata sebelum berangkat. Tapi setelah berada di luar angkasa, saya bisa melihat dengan lebih baik tanpa kacamata,” ujarnya.

BACA JUGA:Tiga Astronot Tiongkok Siap Rampungkan Tiangong

Di ISS, para astronot masih mendapatkan perlindungan dari medan magnet Bumi. Meskipun tingkat radiasi tetap lebih tinggi dibanding di darat.

NASA memiliki batas ketat untuk risiko kanker seumur hidup yang dihadapi astronot, membatasi peningkatannya hingga 3 persen.

Tetapi bagaimana jika kita berbicara tentang misi ke Bulan atau Mars? Itu cerita lain. Di luar jangkauan medan magnet Bumi, radiasi kosmik bisa menjadi ancaman serius.

BACA JUGA:Ada Aplikasi yang Bantu Astronot Mengambil Foto Bumi, Pengguna Umum Bisa Akses!

Matahari sesekali melepaskan awan plasma besar. Atau dikenal sebagai Coronal Mass Ejections (CME). Itu bisa memberikan dosis radiasi mematikan dalam hitungan jam.

“Cara terbaik untuk melindungi diri dari radiasi adalah dengan bahan berat seperti timbal atau air,” kata astrofisikawan Siegfried Eggl dari University of Illinois Urbana-Champaign.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: