IHSG Tetap Merah

IHSG Tetap Merah

Tabel berisi kode saham beserta prosentase kanaikan dan penurunan indeks harganya.-Boy Slamet-

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup memerah. Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berada di level 6.258,18. Turun 123,49 poin atau 1,94 persen. Minggu ini, pasar Saham memang selalu melemah. Hanya dua hari IHSG ditutup menguat.

“Penguatan IHSG terjadi di dua hari kemarin. Sebab, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan buyback kepada emiten tanpa menunggu persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Sehingga sentimen masyarakat sempat positif,” kata Executive Trainer PT Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur Dyan Fajar Mahardika kepada Harian Disway, Jumat 21 Maret 2025.

Namun, kondisi positif itu tidak terjadi lagi di hari terakhir Minggu ini. Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. 

Penyebabnya lantaran 512 emiten mengalami penurunan harga saham. Sementara, emiten yang mengalami pertumbuhan positif hanya ada 143 emiten. Juga ada 302 saham yang tidak mengalami pergerakan atau stagnan.


Pantauan harga-harga saham 21 Maret 2025.-Boy Slamet-

“Untuk transaksinya, hari ini (kemarin, Red) tercatat ada Rp 15,7 triliun. Volume saham yang diperdagangkan sebesar 14 miliar lembar saham. Frekuensinya 1,2 juta kali. Selama dua hari lalu, total kenaikan IHSG sebesar 2,51 persen. Kalau kita akumulasi, sepanjang Minggu ini penurunan saham terjadi sebesar 4,02 persen,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, penurunan terbanyak dalam perdagangan pasar saham kemarin dipimpin oleh sektor teknologi yang drop sebesar 4,14 persen. Lalu, sektor teknikal sebesar 3,98 persen. Untuk sektor finance melemah 1,15 persen. ’’Bank BCA melemah sebesar 5 persen,” terangnya.

Pada bursa saham regional Asia sore ini, antara lain, Indeks Nikkei melemah 74,82 poin atau 0,20 persen ke 37.677,06, indeks Shanghai melemah 44,12 poin atau 1,29 persen ke 3.364,83, indeks Kuala Lumpur menguat 1,29 persen atau 0,09 poin ke posisi 1,505,45, dan indeks Straits Times melemah 7,07 poin atau 0,18 persen ke 3.923,42.


Grafis by Gusti--

Menurutnya, penurunan IHSG terjadi di akhir perdagangan setiap minggu disebabkan karena profit taking. Terutama terhadap sektor teknologi, konsumsi dan sektor finance. Sementara, secara global, saat ini belum ada kepastian dari The Fed (bank sentral US). Dan yang menjadi perhatian investor adalah kebijakan tarif impor.

Melemahnya IHSG juga dibayangi aksi rebalancing indeks FTSE Russell. Anak perusahaan London Stock Exchange Group (LSEG) itu resmi melakukan rebalancing untuk indeks global mereka. Termasuk saham-saham dari Indonesia.

Selain itu, ada pula penurunan saham BUMN menjelang rampungnya proses inbreng Danantara yang dijadwalkan selesai akhir bulan ini. Struktur lengkap Danantara direncanakan diumumkan dalam waktu dekat.

Kementerian BUMN sedang menyusun Peraturan Pemerintah yang akan mengatur proses inbreng atau pengalihan saham BUMN kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dengan target penyelesaian sebelum akhir Maret 2025. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: