Begini Konsep Detail Sekolah Rakyat di Unesa yang Dibuka Tahun Ini, Siap Tampung 150 Siswa

Begini Konsep Detail Sekolah Rakyat di Unesa yang Dibuka Tahun Ini, Siap Tampung 150 Siswa

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Rektor Unair Prof Nurhasan, Wakil Rektor I Unair Dr Martadi dan jajaran petinggi Unesa saat meninjau kesiapan Unesa membuka Sekolah Rakyat pada Juli 2025 mendatang.-DOK. UNESA-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) siap meluncurkan Sekolah Rakyat jenjang SMA tahun ini. Sekolah Rakyat Unesa itu akan dibuka pada Juli 2025 mendatang atau pada tahun ajaran baru 2025/2026. 

Anda sudah tahu, Sekolah Rakyat merupakan bagian dari program strategis Presiden Prabowo Subianto untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas. 

Dengan sistem boarding school (berasrama) dan kurikulum terintegrasi, sekolah ini menargetkan anak-anak dari keluarga miskin yang terdaftar dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) Kementerian Sosial.

DTSEN sendiri merupakan integrasi tiga pangkalan data utama, yaitu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Unesa Dr Martadi menjelaskan, calon siswa harus berasal dari keluarga miskin yang tercatat dalam DTSEN Kemensos. Inputnya adalah anak-anak dari keluarga miskin (gamis). Datanya harus masuk di DTSEN Kemensos. Tidak semua keluarga bisa mendaftar. 

”Dan, prioritasnya untuk desil 1 dan 2, yang paling membutuhkan intervensi,” tegas Martadi kepada Harian Disway, Sabtu, 19 April 2025.  

Menurut dia, data calon siswa telah tersedia di Dinas Sosial Jawa Timur untuk seluruh kabupaten/kota. Namun, kapasitas penerimaan tahun ini terbatas: hanya 150 siswa. Pasalnya, ruang belajar yang tersedia baru 4-5 kelas dengan gedung asrama yang juga terbatas. 

”Saat perekrutan calon siswa, akan ada seleksi berdasarkan kemampuan akademik, kondisi keluarga, dan nanti dilakukan talent mapping,” tambahnya.  

Pria yang menjabat Sekretaris Eksekutif Forum Rektor Indonesia itu menjelaskan, Sekolah Rakyat di Unesa mengadopsi kurikulum SMA standar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Namun juga diperkaya dengan program khusus berbasis asrama. Sehingga, para siswa nanti akan dibimbing selama 24 jam. Mulai dari bangun tidur, salat Subuh sampai tidur malam. Semua ada aktivitasnya. 

”Jadi tidak hanya akademik, tetapi juga dibangun pendidikan spiritualnya, soft skill-nya, karakter, dan nilai kebangsaan atau nilai keindonesiaan,” papar Martadi.  

Artinya, kehidupan di asrama Sekolah Rakyat Unesa dirancang dengan berbagai aktivitas terstruktur. Tentu untuk membentuk karakter siswa secara holistik. Nantinya, para siswa akan mengikuti rutinitas harian yang ketat meliputi pengaturan waktu untuk makan, belajar, dan beribadah. 

Selain itu, program asrama juga mencakup pelatihan khusus untuk membangun kedisiplinan dan kemandirian siswa. Tak kalah penting, para siswa akan mendapatkan bimbingan karir intensif yang disesuaikan dengan minat dan bakat masing-masing. ”Ini dilakukan sebagai persiapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya.

Di sisi lain, guru-guru yang direkrut berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan wajib mengikuti pelatihan khusus. Sehingga, tidak akan langsung mengajar. Tapi akan ditempa terlebih dahulu agar bisa mencetak generasi unggul di Sekolah Rakyat Unesa.

”Yang pasti guru harus telaten, memahami latar belakang siswa. Misalnya, membiasakan anak yang terbiasa tidur di lantai untuk menggunakan kasur, atau beradaptasi dengan toilet duduk. Hal-hal seperti ini tidak mudah,” ujar Martadi.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: