Dengan Doa dan Tabur Bunga, Siswa SMP Katolik Santo Stanislaus Surabaya Kenang Keteladanan Paus Fransiskus

Para siswa SMP Katolik Santo Stanislaus Surabaya memanjatkan doa dan menaburkan bunga di foto Paus Fransiskus yang berlangsung di pendopo sekolah, Selasa, 22 April 2025.-Alfi Kirom-Harian Disway-
HARIAN DISWAY - Wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan duka yang mendalam bagi Umat Katolik di Seluruh dunia. Tak terkecuali para pendidik dan pelajar di SMP Katolik Santo Stanislaus Surabaya.
Sebanyak137 siswa SMP Katolik Santo Stanislaus Surabaya duduk bersila di pendopo sekolah pada hari Selasa, 22 April 2025, pukul 10.00 WIB. Suasana hening. Suasana duka cita atas kepergian Paus Fransiskus sangat terasa.
Semua tatapan mata tertuju pada foto Paus Fransiskus beserta warna-warni rangkaian bunga yang tersusun rapi di tengah ruangan pendopo sekolah. Hari itu, para guru dan siswa berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan pada pemimpin tertinggi Umat Katolik tersebut.
Kegiatan pagi itu diisi dengan doa bersama, penaburan bunga, serta pemasangan foto dan lilin sebagai simbol duka cita. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma telah wafat dalam usia 88 tahun pada hari Senin, 21 April 2025.
BACA JUGA:Poin-Poin Pesan Paskah Urbi et Orbi Paus Fransiskus, Serukan Persaudaraan dan Perdamaian Dunia
Acara penghormatan dimulai dengan pembacaan Doa Bagi Bapa Suci Paus Fransiskus. Suara parau Kepala SMP Katolik Santo Stanislaus Surabaya Theresia Dwi Suhadi memimpin kalimat-kalimat pengharapan. Selama sekitar 50 menit, ia bercerita tentang perjalanan hidup Paus Fransiskus yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio.
Paus Fransiksus merupakan seorang imam yang memilih hidup sederhana, menjauhi kemewahan, dan menghabiskan masa jabatannya dengan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk umat Katolik, ”Beliau mengajarkan bahwa cinta kasih tidak perlu diucapkan, tetapi diwujudkan,” ucap Theresia.
Sementara itu, para siswa tampak menyimak dengan wajah serius. Di sudut pendopo, beberapa anak menunduk. Tangannya tergenggam erat. Raut wajah mereka penuh duka.Terlihat kekaguman pada sosok yang selama ini menjadi teladan melalui kata dan tindakannya.
BACA JUGA:Fransiskus, Paus Orang-Orang Lemah, Paus Orang-Orang Terpinggirkan, Paus Kita Semua
Usai menceritakan seluruh perjalanan hidup Paus Fransiskus, Theresia mengajak seluruh siswa kelas 7-9 itu memanjatkan doa untuk pemimpin umat Katolik yang lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936 tersebut.
”Mari bersekutu agar beliau Bapa Suci Paus Fransiskus mendapat tempat terbaik di sisi Bapa di Surga.”
Setelahnya, lagu rohani berjudul Tinggal Padaku Yesus Tuhanku berkumandang. Lantunan syair itu mengalun pelan, mengiringi posesi penaburan bunga. Dua puluh siswa perwakilan maju bergantian, masing-masing mengambil kuntum mawar putih dan merah, lalu menaburkannya di sekitar foto Paus Fransiskus yang dibingkai sederhana.
Dua guru pendamping ikut maju ke depan dan berdoa. Beberapa siswa juga mencium foto Paus Fransiskus dengan khidmat. Seperti Bapa Paus yang selalu mencium kaki orang sakit, para siswa dan guru ingin menghormati kerendahan hatinya.
BACA JUGA:Tahapan Mendapat Gelar Santo dalam Katolik, Paus Fransiskus pun Bisa Jadi Santo
Tak ingin melewatkan penghormatan terakhir untuk Paus Fransiskus, puluhan siswa lain—termasuk pengurus OSIS—ikut mengantre untuk menabur bunga sambil membisikkan doa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: