Meneladani Kesederhanaan dan Kerendahan Hati Paus Fransiskus

Kesederhanaan dan kerendahan hati Paus Fransiskus sebagai teladan pemimpin sejati yang mengutamakan pelayanan dan cinta kasih.--SALVEtoday
HARIAN DISWAY - Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, dikenal luas sebagai sosok yang membawa angin segar dalam kepemimpinan Gereja Katolik.
Sejak terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, ia menandai gaya kepausan yang berbeda. Paus Fransiskus lebih membumi, penuh welas asih, dan sangat sederhana.
Kesederhanaan dan kerendahan hati menjadi dua nilai utama. Itu tak hanya ditunjukkannya melalui kata-kata. Tetapi juga dalam tindakan nyata sepanjang pelayanannya.
BACA JUGA: Paus Fransiskus Meninggal pada Senin Paskah, Vatikan Umumkan Ini
Manifestasi Kesederhanaan dalam Kehidupan Paus Fransiskus
1. Menolak Kemewahan Istana Vatikan
Salah satu keputusan paling mencolok dari Paus Fransiskus yang mencerminkan kesederhanaannya adalah penolakannya untuk tinggal di Istana Apostolik Vatikan.
Istana tersebut selama berabad-abad menjadi tempat tinggal resmi para Paus.
Sebaliknya, ia memilih menetap di Wisma Domus Santa Marta, sebuah rumah tamu sederhana di dalam kompleks Vatikan.
Dengan tinggal di tempat yang lebih sederhana dan terbuka, Paus Fransiskus ingin menunjukkan kedekatan dengan para staf Vatikan, tamu, serta umat yang datang dari berbagai penjuru dunia.
BACA JUGA: Pemakaman Paus Fransiskus Ikuti Buku Liturgi untuk Ritus Pemakaman Paus yang Disahkannya pada 2024
Ia makan bersama orang lain di ruang makan umum, menyapa mereka tanpa protokol ketat, dan hidup dalam keseharian yang jauh dari kesan mewah.
2. Pilihan Gaya Hidup yang Sederhana
Paus Fransiskus menaiki Toyota Innova Zenix saat kunjungan apostolik ke Indonesia.--oto. com
Gaya hidup sederhana Paus Fransiskus tercermin dalam banyak aspek kesehariannya. Ia menolak mengenakan atribut kemewahan yang biasanya melekat pada posisi kepausan. Jubah putih yang ia pakai tetap polos dan sederhana. Tanpa renda atau hiasan mewah.
Salib yang tergantung di lehernya juga bukan dari emas. Melainkan salib perak sederhana yang telah ia kenakan sejak masa kepemimpinannya sebagai Uskup di Argentina.
Alih-alih mengenakan sepatu merah khas Paus, ia tetap menggunakan sepatu ortopedi lamanya yang nyaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber