Disway Business Adventure Hari Keempat: Kebas Dihajar Hotpot di Chongqing

Disway Business Adventure hari keempat: kebas dihajar Hotpot di Chongqing. Foto: dari kanan, M Fahrizal, Cincin Yonita, Danishara Maria, dan Mirawati Slamet praktik membuat bumbu hotpot di Dezhuang Hotpot, 24 April 2025. -Retna Christa-Harian Disway-
Bukan hanya bahan makanan. Pameran tersebut juga menyediakan segala macam produk buat yang ingin mulai berbisnis hotpot. Mulai dari supplier panci dan perlengkapan memasak, mangkuk-mangkuk hotpot, tisu, sampai jasa desain interior kedai, sampai lampu khusus restoran.
Disway Business Adventure hari keempat: kebas dihajar Hotpot di Chongqing. Foto: dari kanan, Arbert, Novi Basuki, dan M Fahrizal mengunjungi salah satu stan bahan hotpot. -Retna Christa-Harian Disway-
"Lihat bedanya. Makanan akan lebih terlihat menggugah selera kalau pakai lampu itu daripada lampu biasa," kata Darwin Liong, pakar sekuritas asal Medan yang baru diberi penjelasan oleh pemilik stan.
Usai belanja bahan makanan (sebagian besar buat oleh-oleh), para peserta diajak makan siang di restoran hotpot. Meski kebanyakan orang Indonesia doyan pedas, sensasi mala yang berbeda cukup membuat para peserta kewalahan juga.
Novi Basuki sampai terengah-engah kepedasan. "Tapi nagih," katanya, sambil mencomot daging dari kuah mala yang kental itu.
BACA JUGA:Tiba di Shenzhen, Peserta Disway Business Adventures Langsung Kunjungi 2 Perusahaan
BACA JUGA:Business Matching Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional dengan Cara Membeli Produk Lokal
Museum DeZhuang Hotpot menjadi destinasi selanjutnya. Peserta diajak mempelajari segala hal tentang hotpot. Mulai dari asal usul masakannya, perjalanan kuliner tersebut di Chongqing, sampai perkembangan DeZhuang sebagai perusahaan terkemuka dalam industri kuliner Szechuan.
Ternyata, hotpot itu dulunya adalah makanan kuli panggul di dermaga Chongqing. Mereka sangat miskin. Ketika para saudagar berpesta dengan daging dan ikan, mereka kelaparan.
Peserta Disway Business Adventure Vol.2 mendapatkan pengalaman hotpot superlengkap. Mulai dari belanja bahan sampai workshop membuat bumbu hotpot. Foto: para peserta DBA Vol.2 melihat-pabrik DeZhuang Hotpot yang sangat terkenal di Chongqing.-Retna Christa-Harian Disway-
Akhirnya, para kuli panggul itu memunguti jerohan yang dibuang ke kali oleh juru masak para saudagar tersebut.
"Awalnya, jerohan itu dirasa sangat amis. Mereka punya ide untuk mengolah jerohan itu dengan rempah-rempah yang banyak sekali, salah satunya dengan mala," jelas Novi Basuki.
"Dari situlah, hotpot berkembang pesat sekali menjadi sebuah kultur, bahkan jadi komoditas yang diekspor ke mana-mana," lanjutnya.
BACA JUGA:Harian Disway Business Match (1): 13 Pengusaha Tiongkok ke Surabaya Cari Partner Bisnis
BACA JUGA:Harian Disway Business Match: Pengusaha Tiongkok Pamerkan Inovasi Teknologi Perumahan di REI Jatim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: