Menata Ulang Kepercayaan, Menjemput Perubahan

ILUSTRASI Menata Ulang Kepercayaan, Menjemput Perubahan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Hari ini pemimpin bukan yang paling lantang bicara. Tapi, yang paling konsisten bekerja. Yang tahu kapan harus tampil. Kapan cukup mendengar. Juga, kapan menata ulang arah.
Di tengah tekanan dan derasnya godaan popularitas sesaat, konsistensi adalah jangkar moral. Pemimpin yang tegas, tapi tetap empatik –itulah jangkar bagi tata kelola yang lebih sehat.
Jika Jawa Timur ingin menjadi contoh tata kelola yang bermartabat, inilah waktunya. Mumpung krisis belum menjadi kehancuran. Mumpung kepercayaan belum benar-benar hilang.
Sebab, kepercayaan adalah modal paling mahal dalam kepemimpinan. Tidak bisa dibeli. Tapi, bisa dirawat. Jika itu tumbuh kembali, perubahan hanya tinggal soal waktu.
Tulisan ini bukan pembelaan. Bukan pula serangan. Ini ajakan. Untuk menata ulang. Sebab, kadang krisis bukan akhir. Tetapi, undangan untuk memulai ulang –dengan cara yang lebih jujur, lebih mendengar, dan lebih berani.
Di dunia yang makin cepat dan kompleks ini, kepercayaan tak bisa dibangun lewat pencitraan. Ia butuh keteladanan nyata, sistem yang bekerja, dan ruang partisipasi yang terbuka.
Jika semua itu dirawat, bukan tidak mungkin Jawa Timur bisa menjadi rujukan nasional –dalam transparansi, ketangguhan, dan keberpihakan kepada rakyat. (*)
*) Eko Ernada adalah dosen hubungan internasional, FISIP, UNEJ; dan direktur Sejahtera Initiatives.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: