Ukraina dan AS Akhirnya Teken Kesepakatan Mineral setelah Perundingan Panjang

Kombinasi gambar Presiden AS Donald Trump (Kiri) pada 22 Februari 2025, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 12 Februari 2025. AS dan Ukraina menandatangani kesepakatan mineral setelah penundaan selama dua bulan. --Alex WROBLEWSKI, Tetiana DZHAFAROVA / AFP
HARIAN DISWAY - Amerika Serikat (AS) dan Ukraina menandatangani kesepakatan mineral pada Rabu, 30 April 2025 waktu setempat, setelah negosiasi tersebut mengalami penundaan selama dua bulan.
Pemerintahan Presiden Donald Trump menyebut kesepakatan ini sebagai bentuk komitmen baru AS kepada Ukraina, menggantikan dukungan militer yang telah dihentikan.
Dalam perjanjian tersebut, Ukraina berhasil mempertahankan kedaulatan penuh atas kekayaan mineralnya, termasuk rare earth yang sangat dibutuhkan untuk teknologi masa depan.
BACA JUGA:Trump Klaim Zelensky Siap Serahkan Crimea ke Rusia Sebagai Syarat Gencatan Senjata
Trump pada awalnya menuntut hak atas kekayaan mineral Ukraina sebagai kompensasi atas persenjataan AS yang dikirim di bawah pemerintahan mantan presiden Joe Biden setelah Rusia menginvasi negeri itu lebih dari tiga tahun yang lalu.
Instalasi gas di stasiun pompa gas pada pipa gas di kota kecil Boyarka pada 22 April 2015 di wilayah Kiev. AS dan Ukraina pada 30 April 2025 menandatangani kesepakatan mineral setelah penundaan selama dua bulan.--GENYA SAVILOV / AFP
Setelah keraguan awal, Ukraina telah menerima kesepakatan mineral sebagai cara untuk mengamankan investasi jangka panjang oleh Amerika Serikat, ketika Trump mencoba untuk secara drastis mengurangi komitmen keamanan AS di seluruh dunia.
AS dan Ukraina sepakat membentuk Dana Investasi Rekonstruksi bersama, yang akan mendanai proyek-proyek mineral, migas, dan infrastruktur pendukung lainnya.
BACA JUGA:Putin Umumkan Gencatan Senjata 30 Jam saat Paskah, Rusia dan Ukraina Bertukar Tahanan
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa kesepakatan ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam mendorong perdamaian dan kemakmuran jangka panjang di Ukraina.
“Perjanjian ini menjadi sinyal kepada Rusia bahwa kami mendukung Ukraina yang bebas, berdaulat, dan makmur,” ujarnya sebagaimana ditulis oleh AFP (Agence France-Presse).
Dari pihak Ukraina, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal menyambut baik perjanjian ini. Ia menyebutnya sebagai kesepakatan yang adil dan menguntungkan.
BACA JUGA:Utusan Khusus AS Terbang ke Moskow, Trump Berharap Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Segera Terwujud
Shmygal menegaskan bahwa Ukraina tidak akan membayar kembali utang atas bantuan militer AS selama tiga tahun terakhir dan akan tetap mengendalikan penuh sumber daya alamnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: