Sejarah Hari Buruh, Mengapa Diperingati Setiap 1 Mei?

Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 1909 di Kota New York-Library of Congress, Washington, D.C. (digital. id. ggbain 03321)-Britannica
Dengan upah yang sangat rendah dan tanpa adanya jaminan kesehatan serta keselamatan kerja, membuat para pekerja dan buruh merasa perlu untuk memperjuangkan hak-hak kerja mereka.
Pada masa Orde Baru peringatan Hari Buruh ini sempat berhenti diperingati, karena dinilai identik dengan paham komunis. Presiden Soeharto sendiri adalah anti komunis, dan juga pasca rangkaian tragedi G30S yang membuat bibit bibit komunis di Indonesia harus dihilangkan.
Aksi protes selama Orde Baru tidak sepenuhnya hilang. Beberapa aksi juga masih disuarakan seputar kelayakan upah pekerja, cuti haid, dan juga upah lembur.
Hari Buruh Di Era Reformasi Hingga Saat Ini
Aksi Demonstrasi Hari Buruh di Indonesia pada Mei 1 2024 yang dihadiri oleh para kaum pekerja--Media Faktual Indonesia
BACA JUGA:Hadiri Peringatan May Day, Prabowo: Saya Rela, Saya Siap, Saya Ikhlas Mati Untuk Bangsa dan Rakyat
Kemudian pada era reformasi, perayaan Hari Buruh kembali digaungkan di banyak kota, mengusung berbagai tuntutan seperti kesejahteraan pekerja hingga penghapusan sistem alih daya.
Di masa kepemimpinan presiden pertama di era reformasi, BJ habibie selaku presiden melakukan pengesahan konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat buruh. Meskipun tidak secara langsung membahas kebebasan berserikat.
Konvensi ini lebih fokus pada pengawasan ketenagakerjaan di industri dan perdagangan, menekankan perlunya sistem inspeksi ketenagakerjaan yang efektif di tempat kerja.
Pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 1 Mei 2013 Hari buruh ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tahun demi tahun, setiap 1 Mei menjadi aksi bagi para buruh untuk menuntut hak-haknya, mulai dari upah yang tertunda, jam kerja yang layak, hak cuti hamil dan cuti haid, hingga Tunjangan Hari Raya yang tercapai dan bisa kita nikmati hingga detik ini. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber