Di Tengah Ketidakpastian, Pendapatan Pajak Jatim Terus Tumbuh

Perekonomian Jawa Timur tangguh di tengah ketidakpastian global, dengan pendapatan negara mencapai Rp 57,68 triliun dan belanja negara Rp 27 triliun hingga Maret 2025.-Kanwil DJP Jatim-
HARIAN DISWAY – Perekonomian Jawa Timur tetap tangguh di tengah ketidakpastian global. Bahkan penerimaan pajak di Jatim terlihat meningkat.
Hal ini terungkap dalam Pleno dan Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur di Aula Majapahit GKN I Surabaya, Rabu 30 April 2025.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna, menyampaikan bahwa hingga 31 Maret 2025, realisasi Pendapatan Negara di Jawa Timur mencapai Rp57,68 triliun atau 20,41% dari target tahun 2025.
“Hingga Maret 2025, Penerimaan Pajak mencapai Rp21,6 T, yang ditopang terbesar dari sektor industri pengolahan dengan penerimaan pajaknya sebesar Rp12,08 T,” jelas Dudung dalam Pleno dan Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur di Aula Majapahit GKN I Surabaya, Rabu 30 April 2025.
Dudung juga memaparkan bahwa penerimaan Bea dan Cukai didominasi oleh cukai yang mencapai Rp33,09 triliun atau 23,25% dari target, yang dipengaruhi oleh pembayaran maju beberapa CK-1.
Perekonomian Jawa Timur tangguh di tengah ketidakpastian global. Konferensi APBN KiTa Ungkap Pendapatan Negara Jatim capai Rp 57,68 triliun hingga Maret 2025.-Kanwil DJP Jatim-
Sementara itu, penerimaan bea masuk sebesar Rp1,4 triliun (22,13% dari target) terpengaruh oleh penurunan tarif efektif dan nilai impor. Untuk bea keluar, tercatat Rp193,35 miliar (164,5% dari target), didorong oleh kenaikan harga referensi CPO dan harga patokan ekspor biji kakao.
“Penerimaan bea dan cukai di Jawa Timur selalu didominasi dari Cukai Hasil Tembakau dan turunannya, karena Jatim merupakan sentra tanaman tembakau sekaligus Industri Hasil Tembakau,” ujarnya.
BACA JUGA:Cara Bayar Pajak Motor di Indomaret Tanpa Ribet
Selain itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Maret 2025 mencapai Rp2,04 triliun atau 38,20% dari target, ditopang oleh sektor pendidikan, jasa ke pelabuhanan, dan pelayanan pertanahan.
Dari sisi makro ekonomi, Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,77% pada Maret 2025, meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan konsumsi masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri, terutama pada sektor makanan, minuman, dan transportasi. Sebelumnya, deflasi terjadi pada Januari dan Februari 2025 akibat kebijakan diskon tarif listrik PLN.
Penerimaan bea masuk Jatim tercatat Rp1,4 triliun, sementara PNBP mencapai Rp2,04 triliun. Inflasi Maret 2025 naik 0,77% akibat lonjakan konsumsi selama Ramadan.-Kanwil DJP Jatim-
Di sisi belanja, hingga akhir Maret, realisasi belanja negara mencapai Rp 27 triliun atau 21,51% dari pagu.
Belanja pegawai sebesar Rp 6,21 triliun digunakan untuk pembayaran gaji dan tunjangan. Belanja barang sebesar Rp1,39 triliun difokuskan untuk pemeliharaan keamanan, pendidikan madrasah, pelayanan haji, dan penanganan infrastruktur seperti jalan nasional dan pengendalian lumpur Sidoarjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: