Jelang Konklaf: Arahkan Gereja di Persimpangan Zaman

Jelang Konklaf: Arahkan Gereja di Persimpangan Zaman

MEMANGGUL SALIB, turis melintasi Lapangan Santo Petrus, Vatikan, 3 Mei 2025.-Dimitar Dilkoff-AFP-

Sebanyak 80 persen kardinal peserta konklaf diangkat langsung oleh mendiang Paus Fransiskus. Konstelasi itu pun menyisakan ruang kejutan dalam pemilihan paus berikutnya. Yang terang, siapa pun yang terpilih harus membawa misi rekonsiliasi yang konkret.


KARDINAL ITALIA Pietro Parolin tiba di Basilika Santo Petrus sebelum misa menjelang konflaf, 3 Mei 2025.-ANDREAS SOLARO-AFP-

Soal karakter calon pemimpin Gereja mendatang, Dieudonné Nzapalainga, kardinal dari Afrika Tengah menegaskan, “Kita butuh pemimpin yang berani, terus terang, mampu berbicara dengan tegas, dan mampu memegang teguh panji-panji Gereja di tengah badai zaman, di persimpangan zaman. Sehingga, kita tetap stabil di era ketidakpastian ini.’’

Konklaf kali ini bukan sekadar kontestasi politik rohani. Ini adalah ujian terbesar bagi institusi religius tertua di dunia itu. Bahwa, Gereja tidak hanya mampu bertahan di era modern, tapi juga berkembang ke arah yang lebih baik. Atau seperti dungkapkan Anne Barrett Doyle, ’’Tiga Paus terdahulu seperti menutup-nutupi pelecehan seksual oleh rohaniwan gereja. Kita tidak bisa membiarkan hadirnya Paus serupa untuk keempat kalinya.’’ (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: