Dari Skibidi Toilet ke Ballerina Cappuccina: Evolusi Brainrot Dimulai Sejak 2023

Dari Skibidi Toilet ke Ballerina Cappuccina: Evolusi Brainrot Dimulai Sejak 2023

Meletupnya era Brain Rot dimulai dengan Skibidi Toilet. --buzz.nayag

Tapi satu hal yang jelas: brainrot bukan sekadar tren. Ia adalah cerminan. Cerminan dari generasi yang tumbuh di tengah pandemi, krisis iklim, perang, dan teknologi yang melesat cepat.

Bagi banyak remaja, brainrot bukan soal humor semata, tapi juga soal komunitas. Mereka membuat, membagikan, dan menanggapi konten dalam ekosistem yang sangat interaktif.

Karakter-karakter absurd itu menjadi meme internal yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang mengikuti arus. Dan seperti subkultur lainnya, ada rasa memiliki yang kuat di dalamnya.

BACA JUGA:Mengenal Meme Anomali Tung Tung Tung Sahur, Karakter Absurd Brainrot AI

Sebagai masyarakat, mungkin kita tak perlu langsung menghakimi. Sebaliknya, kita bisa mencoba memahami.

Apa yang dicari generasi muda dari konten seperti ini? Apakah mereka hanya ingin tertawa, atau ada keresahan yang mereka suarakan lewat absurditas?

Brainrot, pada akhirnya, adalah bentuk komunikasi. Ia mungkin tidak konvensional. Tapi ia nyata. Ia mungkin tidak mendidik, tapi ia reflektif. Dan seperti semua budaya pop lainnya, ia akan terus berevolusi—bersama generasi yang menciptakannya.

BACA JUGA:Bombardino Crocodilo, Fenomena Karakter Absurd di Balik Tren Brainrot AI

Jadi, lain kali jika Anda melihat video balerina berkepala cappuccino yang berteriak dalam aksen Italia, jangan langsung menggeleng.

Cobalah bertanya: apa yang sedang terjadi di dunia mereka? Karena bisa jadi, dari balik tawa dan keganjilan itu, ada cerita yang layak kita dengar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: