Laporan Haji dari Makkah (1): Masjidilharam Tak Berisik Lagi, tapi Lebih Ketat

Antrean jamaah haji dari berbagai negara saat pemeriksaan visa haji oleh askar di Pintu King Abdul Aziz Masjidilharam, Senin, 12 Mei 2025.-Mohamad Nur Khotib/Media Center Haji 2025-
Musim haji tahun ini sedang berlangsung. Kaum Muslim dari berbagai negara sudah memadati Kota Makkah. Mereka melaksanakan umrah wajib di Masjidilharam, termasuk jamaah haji Indonesia.
---
Rombongan kloter terakhir tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, pada Senin dini hari, 12 Mei 2025. Total sebanyak 169 orang dari berbagai layanan, termasuk saya dan enam orang lain yang tergabung dalam Tim Media Center Haji (MCH).
Dari bandara, kami diboyong ke hotel transit di Jeddah untuk mengambil miqat. Lantas bergerak menuju Masjidilharam menggunakan bus untuk menunaikan umrah wajib. Tetapi, rombongan terpisah menjadi beberapa bagian.
BACA JUGA:5 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Jamaah Haji di Area Masjidil Haram, Penting untuk Dicatat
Saya akhirnya bersama lima orang lain dari beberapa layanan. Kami masuk melalui Pintu King Abdulaziz sisi selatan. Masjidilharam kini tak seberisik tahun-tahun sebelumnya. Sebab, sudah tak ada lagi aktivitas crane di sekitar Kakbah.
Askar memeriksa visa haji setiap jamaah yang mau memasuki pelataran Masjidilharam.-Mohamad Nur Khotib/Media Center Haji 2025-
Para jamaah haji pun bisa melaksanakan umrah dengan tenang dan khusyuk. Tak lagi terganggu oleh bunyi crane. “Kalau tahun lalu masih ada aktivitas pembangunan. Lantai-lantai itu lebih banyak debu,” kata seorang kawan yang berangkat umrah tahun lalu.
BACA JUGA:27 Rute Bus Shalawat 24 Jam Layani Antar-Jemput Jamaah Indonesia ke Masjidilharam
Namun, di musim haji tahun ini, tak bisa sembarang orang bisa masuk Masjidilharam. Kerajaan Arab Saudi menetapkan aturan ketat. Para askar alias petugas keamanan dan ketertiban Arab Saudi berjaga di seluruh sektor yang mengelilingi Masjidilharam.
Tak sekadar berjaga. Setiap jamaah yang mau masuk pelataran harus menunjukkan salinan visa haji kepada mereka. Untungnya, kami sudah mendapat informasi soal aturan itu dari beberapa teman lain. Begitu askar yang berseragam loreng itu memelototi, kami langsung paham maksudnya. Masing-masing dari kami lantas mengeluarkan visa haji yang sudah kami cetak.
BACA JUGA:Tiba di Makkah, 3 Jamaah Haji Asal Embarkasi Solo Sempat Terpisah dengan Keluarga
“Indonesia? Puncak? Bogor?” kata seorang askar berkacamata hitam dengan logat Arabnya. Senyumnya lantas merekah saat memeriksa visa salah seorang dari kami. Sorot mata askar lainnya pun tak lagi melotot.
Kami dipersilakan masuk melewati mereka. Bahkan, teman-teman yang lain tak lagi perlu menunjukkan visa mereka. Tetapi, tak sampai 20 meter kami berjalan, sudah dihadang para askar lagi. Ternyata pintu pemeriksaannya dobel.
BACA JUGA:Menu Nusantara untuk Jamaah Haji Indonesia, Ada Sambal Terasi hingga Bubur Ayam
Kali ini jauh lebih serius. Ketiga askar yang berpayung hijau itu seolah tak mau kompromi. Masing-masing dari kami pun harus menunjukkan visa haji. Baru kemudian diperkenankan memasuki pelataran Masjidilharam untuk berumrah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: