Romo Syafi’i dan Air Mata Pertama di Hadapan Ka'bah: Saya Hanya Niat Melayani!

Wamenag Romo Muhammad Syafi'i menyerahkan bendera Merah Putih kepada perwakilan PPIH di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.-Media Center Haji 2025-
Dari seorang jamaah biasa, ia kini berdiri sebagai Wakil Menteri Agama, tetap dengan semangat pelayanan yang sama.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (2): Bus Shalawat Penyelamat Jamaah Tersesat
Pengalaman spiritual yang ia rasakan selama berhaji membekaskan satu keyakinan yang kini menjadi filosofi hidupnya. Bahwa tidak ada satu pun niat, ucapan, maupun perbuatan manusia yang luput dari pengawasan Allah.
“Setiap hati kita, perbuatan kita, perkataan kita—semuanya dilihat, dicatat, dan akan dibalas oleh Allah,” ujarnya tegas di hadapan ratusan petugas haji.
Itulah prinsip yang terus ia pegang teguh, bahkan ketika banyak yang menganggapnya terlalu vokal atau terlalu berani menyuarakan pendapat.
BACA JUGA:Suhu Makkah Capai 42 Derajat Celsius, PPIH Imbau Jamaah Haji Gunakan Payung dan Cukup Minum
Namun bagi Romo Syafi’i, itu bukan soal keberanian. “Saya hanya tak bisa menyembunyikan kebenaran. Kebenaran harus ditegakkan,” katanya mantap.
Menjelang akhir sambutannya, suasana di aula Pondok Gede kembali syahdu. Romo Syafi’i menatap satu per satu para petugas PPIH yang hadir.
Ia tahu betul: tugas mereka tidak ringan. Tapi juga sangat mulia.
“Melayani tamu Allah yang merindu. Lalu kita bantu mereka melepas kerinduan itu untuk bertemu dengan-Nya. Tak semua orang mendapat kesempatan ini,” ucapnya pelan namun penuh makna.
“Semoga dengan keikhlasan yang Bapak-Ibu tanamkan, Allah akan membalasnya dengan apa yang selama ini menjadi impian kita.”
Sore itu, banyak mata yang ikut basah. Bukan hanya karena kisah Romo Syafi’i yang menyentuh, tapi karena mereka tahu: jalan menuju keikhlasan bukanlah jalan yang mudah. Tapi justru di sanalah letak kemuliaannya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: