Alasan Lagu Viral Sering Dibuat Versi Lambat dan Cepat serta Tantangan Hak Cipta

Mengapa banyak lagu viral yang dibuat dengan versi remix--MAGIX
HARIAN DISWAY - Pada media sosial seperti TikTok dan Instagram Reels, Anda pasti sering menemukan versi lagu yang berbeda dari aslinya. Baik versi yang diperlambat (slowed + reverb) maupun yang dipercepat (speed up).
Tren itu telah menjadikan lagu-lagu lawas maupun lagu baru lebih cepat viral. Pun, memunculkan fenomena baru dalam dunia musik digital. Tapi apa sebenarnya alasan di balik popularitas versi-versi remix itu?
Menyesuaikan Mood Pendengar
Versi slowed + reverb memberi nuansa melankolis dan emosional pada sebuah lagu. Tempo yang diperlambat serta efek gema (reverb) menciptakan kesan atmosferik yang cocok untuk konten video bertema nostalgia ataupun sedih.
BACA JUGA:5 Lagu Timur yang Viral di TikTok: Stecu Stecu Sampai Dinyanyikan NCT dan IVE
Sebaliknya, versi speed up cocok untuk menonjolkan semangat, kebahagiaan, dan kesan playful. Ideal untuk video dance, parodi, atau momen seru.
Dengan mengubah tempo dan nuansa lagu, pendengar bisa lebih mudah terkoneksi secara emosional. Bahkan terhadap lagu yang sebelumnya tidak mereka sukai.
Versi remix pada lagu bisa menjadi salah satu faktor pendukung mood seseorang ataupun isi konten--PsychAlive
Meningkatkan Potensi Viral
Di zaman sekarang banyak sekali konten berdurasi pendek seperti di TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts. Perhatian audiens pun menjadi sangat terbatas.
Versi remix yang unik atau terdengar berbeda bisa lebih menarik perhatian dalam 3 detik pertama. Itu merupakan durasi krusial untuk menentukan apakah penonton akan lanjut menonton video atau tidak.
BACA JUGA:Selalu Ada di Nadimu, OST Film Jumbo, Maknanya Bikin Nangis
Lagu yang dipercepat terasa lebih “catchy”, sedangkan versi slowed + reverb bisa menciptakan suasana emosional yang mendalam.
Fenomena itu mendorong kreator untuk menggunakan versi-versi remix sebagai latar musik. Demi meningkatkan potensi engagement dan visibilitas konten mereka.
Efek Psikologis Terhadap Persepsi Musik
Perubahan tempo dan pitch dapat memengaruhi bagaimana otak kita merespons musik. Lagu yang dipercepat memberi rangsangan yang lebih intens dan membuat pendengar merasa lebih enerjik.
Sebaliknya, lagu yang diperlambat akan memberi ruang bagi otak untuk merenung dan memaknai lirik secara lebih mendalam.
Karena itu, tak jarang pendengar merasa lebih “terhubung” dengan versi remix dibanding versi original.
BACA JUGA:Triangle Gaze Method, Teknik Komunikasi yang Membuat Anda Percaya Diri dan Terlihat Menarik
Ruang Kreativitas
Remix pada sebuah lagu bisa menjadi ruang kreativitas seseorang untuk mengembangkan skill dalam bermusik--Musicmaker
Tren itu juga menciptakan ruang bagi komunitas kreator musik dan audio editor untuk bereksperimen. Di platform seperti YouTube, SoundCloud, ataupun Spotify, versi remix mendapat jutaan views dan menjadi bagian dari budaya remix yang semakin berkembang.
Mereka yang tidak memiliki akses ke studio profesional kini bisa menggunakan software sederhana untuk menciptakan versi unik dari lagu-lagu favorit mereka.
Tantangan Hak Cipta
Walau menyenangkan dan menarik, versi remix tentunya tidak lepas dari isu hak cipta. Banyak label musik mulai mengejar konten remix yang diunggah tanpa izin. Meski sebagian akhirnya justru mengadopsi versi remix tersebut secara resmi karena popularitasnya.
BACA JUGA:Membiarkan Alat Elektronik Menyala, Pola Konsumsi Baru yang Boros?
Versi slowed+reverb dan speed up bukan sekadar keunikan dan kretivitas. Tapi bagian dari evolusi cara kita menikmati dan membagikan musik di era digital.
Bagi banyak orang, versi remix itu bukan hanya variasi. Melainkan jembatan emosional dan metode baru untuk menghidupkan lagu.
Dalam dunia ketika perhatian sangat cepat berpindah, terkadang semua yang dibutuhkan untuk membuat sebuah lagu menjadi viral hanyalah mengubah kecepatannya. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber