Israel Luncurkan Operasi Militer Kereta Perang Gideon, Serangan di Gaza Akan Diperluas

Israel Luncurkan Operasi Militer Kereta Perang Gideon, Serangan di Gaza Akan Diperluas

Warga Palestina berjalan melewati fasilitas medis Kamal Adwan sementara asap mengepul selama pemboman Israel di Jalur Gaza utara pada 15 Mei 2025. Militer Israel mengumumkan pada Sabtu, 17 Mei 2025 bahwa mereka telah meluncurkan “tahap awal” dari ofensif --BASHAR TALEB / AFP

Media Israel melaporkan bahwa peningkatan serangan ini dilakukan berdasarkan rencana militer yang telah disetujui pemerintah Israel pada awal bulan Mei lalu.

Namun, belum ada pengumuman resmi dari otoritas Israel mengenai peluncuran skala penuh dari kampanye militer baru ini.

Ofensif baru ini diluncurkan saat Israel berada di bawah tekanan internasional untuk mencabut blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Blokade tersebut telah menyebabkan kelangkaan parah pangan, air bersih, bahan bakar, dan obat-obatan. 

BACA JUGA:Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar

BACA JUGA:Warga Gaza Berjuang Hidup di Tengah Penaklukan Israel dan Krisis Pangan yang Memprihatinkan

Hamas juga menuntut Amerika Serikat agar mendesak Israel untuk membuka jalur bantuan setelah Hamas membebaskan satu sandera berkewarganegaraan ganda AS-Israel, Edan Alexander, melalui mediasi langsung dengan pemerintahan Trump.

Presiden AS Donald Trump mengakui kondisi krisis di Gaza. Dalam pernyataannya saat kunjungan ke Abu Dhabi, Trump mengatakan, “Banyak orang kelaparan di Gaza, dan kami akan mengurus hal itu.”

Di sisi lain, Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk mengecam keras serangan terbaru Israel dan menyebutnya sebagai indikasi adanya “Upaya perubahan demografis permanen” yang setara dengan pembersihan etnis, karena disertai dengan penolakan masuknya bantuan kemanusiaan.

BACA JUGA:Hamas Akan Bebaskan Sandera Warga Negara Israel-Amerika, Trump Harap ada Kemajuan Perundingan Damai

Pertemuan tingkat tinggi Liga Arab akan digelar di Baghdad pada Sabtu ini, dengan isu Gaza menjadi agenda utama. Sekjen PBB Antonio Guterres dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dijadwalkan hadir dalam pertemuan tersebut.

Situasi di Gaza terus memburuk, sementara Israel memperluas operasi militernya di bawah nama baru dan strategi yang lebih agresif, dengan klaim untuk mencapai seluruh tujuan perang.(*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: