Setelah Dua Bulan Blokade, Israel Akan Izinkan Bantuan Makanan Masuk ke Gaza

Setelah Dua Bulan Blokade, Israel Akan Izinkan Bantuan Makanan Masuk ke Gaza

Seorang anak Palestina menunggu jatah makanan yang dibagikan oleh dapur amal di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza Tengah pada 5 Mei 2025. Israel pada Minggu, 18 Mei 2025 menyatakan akan mengizinkan masuknya bantuan makanan ke Jalur Gaza--Eyad BABA / AFP

BACA JUGA:Israel Merudal RS Eropa di Gaza Incar Pemimpin Hamas, Direktur Sebut Tidak Ada Aktivitas Militer

Sementara itu, militer Israel melaporkan telah memulai operasi darat besar-besaran di Gaza bagian utara dan selatan sejak Sabtu, 17 Mei 2025. 

Mereka menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi membebaskan sandera yang masih ditahan Hamas serta melemahkan kekuatan kelompok tersebut.

Perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas juga sedang berlangsung di Doha, Qatar. Negosiasi ini dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. 

BACA JUGA:Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar

Menurut pernyataan Netanyahu, kesepakatan damai yang sedang dirundingkan mencakup pembebasan seluruh sandera, pengasingan anggota Hamas, dan perlucutan senjata Jalur Gaza.

Namun, perbedaan sikap masih menjadi hambatan. Hamas bersedia membebaskan semua sandera Israel sekaligus jika ada jaminan gencatan senjata permanen. 

Sebaliknya, Israel hanya menginginkan pertukaran sandera secara bertahap sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara.

BACA JUGA:Hamas Akan Bebaskan Sandera Warga Negara Israel-Amerika, Trump Harap ada Kemajuan Perundingan Damai

Di sisi lain, serangan udara Israel terus berlanjut. Setidaknya 50 warga Gaza dilaporkan tewas pada Minggu akibat bombardir yang dimulai sejak dini hari. 

Serangan tersebut juga terjadi di Al-Mawasi, Gaza selatan, yang menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya. Tenda-tenda pengungsi hancur, dan korban luka berjatuhan, termasuk anak-anak.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak blokade dimulai, sebanyak 57 anak meninggal akibat kelaparan. 

BACA JUGA:Warga Gaza Berjuang Hidup di Tengah Penaklukan Israel dan Krisis Pangan yang Memprihatinkan

Selain itu, Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia dilaporkan berhenti beroperasi karena dikepung pasukan Israel, menjadikan wilayah utara Gaza tanpa fasilitas kesehatan publik yang berfungsi.

Perang yang dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Gaza, sementara 1.218 orang tewas di pihak Israel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: