Sudah Kemarau Tapi Sering Turun Hujan, BMKG Jelaskan Fenomena Kemarau Basah

Sudah Kemarau Tapi Sering Turun Hujan, BMKG Jelaskan Fenomena Kemarau Basah

Ilustrasi musim hujan. Deputi Bidang Meteorologi BMKG menyampaikan bahwa Indonesia mulai memasuki musim kemarau secara bertahap sejak Maret hingga Mei 2025.-Aplikasi Freepik-

HARIAN DISWAY - Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menyampaikan bahwa Indonesia mulai memasuki musim kemarau secara bertahap sejak Maret hingga Mei 2025.

Periode ini dikenal sebagai masa pancaroba, yaitu masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau yang ditandai dengan kondisi cuaca yang tidak stabil.

Meskipun sudah memasuki musim kemarau, fenomena cuaca kemarau basah masih terjadi di berbagai wilayah dengan hujan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang, kilat, dan petir.

BACA JUGA:Jatim Masih Diterpa Hujan saat Musim Kemarau, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:5 Bahan Pakaian yang Nyaman Dipakai Saat Musim Kemarau


sejumlah wilayah di indonesia memasuki musim kemarau berdasarkan data paparan sinar ultraviolet oleh BMKG -BMKG-

Kemarau basah merupakan kondisi tidak biasa di mana musim kemarau yang seharusnya kering justru tetap mengalami hujan.

Dalam kondisi kemarau basah, kelembaban udara tetap tinggi sehingga menciptakan suasana yang berbeda dari musim kemarau normal.

BMKG mengidentifikasi beberapa ciri khas kemarau basah yang membedakannya dari kemarau normal, yaitu: 

BACA JUGA:Kemarau Tahun 2025 Akan Berlangsung Lebih Singkat, Potensi Kekeringan dan Karhutla Tetap Ada

  • Hujan yang masih terjadi meskipun sudah memasuki periode kemarau, dengan intensitas ringan hingga lebat di beberapa wilayah.
  • Kelembaban yang udara relatif tinggi sehingga menciptakan kondisi yang tidak lazim untuk musim kemarau.
  • Kemarau basah juga berdampak terhadap sektor pertanian, seperti perubahan pola tanam dan potensi gangguan pada hasil panen.
  • Fenomena ini tergolong tidak umum, dan bisa dipengaruhi oleh perubahan iklim dan ketidakstabilan pola cuaca global.

BACA JUGA:Hadapi Musim Kemarau 2025, BMKG Imbau Kementerian hingga Masyarakat Lakukan Langkah-LangkahIni

Kemarau basah berpotensi menimbulkan dampak besar terhadap berbagai sektor seperti pertanian, lingkungan, dan aktivitas masyarakat sehari-hari.

Untuk mengurangi dampak negatifnya, penting bagi semua pihak untuk memantau perkembangan cuaca dan merencanakan langkah-langkah penanganan yang tepat.

BMKG juga memprediksi bahwa musim kemarau pada 2025 akan lebih pendek dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: