Healing-Hedonism: Apa Semua Self-Reward Harus Beli Barang?

Healing-Hedonism: Apa Semua Self-Reward Harus Beli Barang?

Self-reward seharusnya menjadi jembatan menuju perawatan diri yang bijak, bukan jerat yang mengarahkan pada lingkaran konsumsi tak berkesudahan. --Pinterest

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: Apakah segala bentuk healing memang harus dibayar dengan barang?

Tidak ada yang salah dengan menghargai diri, tetapi perlu ada batas dan kesadaran. Bentuk self-reward tidak harus selalu berwujud materi.

BACA JUGA: 5 TIp Mengatasi Relapse Phase di Kalangan Gen Z

Aktivitas sederhana seperti tidur cukup, berjalan pagi, membaca buku, menonton film favorit, atau bahkan berdiam diri tanpa distraksi teknologi dapat menjadi bentuk self-care yang bermakna dan minim biaya.

Psikolog dari Universitas Indonesia, Ratih Ibrahim, menyarankan agar anak muda tidak hanya mengenali kebutuhan emosinya, tetapi juga mampu menyusun respons yang tepat. “Merayakan diri itu penting, namun jangan sampai reward berubah menjadi pelarian dari kenyataan,” ujarnya. 

Anak muda perlu menyadari bahwa produktivitas dan pemulihan bukan ajang perlombaan. Tidak semua kesuksesan perlu dirayakan dengan pengeluaran.


Merayakan diri itu penting, namun jangan sampai reward berubah menjadi pelarian dari kenyataan. -Money Talks News-Pinterest

BACA JUGA: Benarkah Gen Z Terlihat Lebih Tua dari Generasi Sebelumnya

Sebaliknya, kemampuan untuk menunda gratifikasi dan merasakan pencapaian secara internal adalah bentuk kedewasaan yang sering terlupakan dalam budaya “healing cepat saji”.

Selain itu, penting untuk mengidentifikasi motivasi di balik perilaku konsumtif. Apakah benar itu untuk diri sendiri, atau sekadar mengikuti tren dan tekanan sosial? Refleksi semacam ini membantu membedakan antara kebutuhan asli dan dorongan impulsif.

Self-reward seharusnya menjadi jembatan menuju perawatan diri yang bijak, bukan jerat yang mengarahkan pada lingkaran konsumsi tak berkesudahan.

BACA JUGA: Bonus Demografi, Gen Z, dan Tantangan SDM

Dalam dunia yang begitu cepat menuntut, kadang bentuk penyembuhan terbaik adalah melambat, mendengar suara hati sendiri, dan memberi ruang bagi kelegaan tanpa harus membeli apa-apa. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: