Kelas K-Pop Dance Surabaya Tourism Award 2025, Energi Muda Bawakan Showca Dance karya BTS
Belasan remaja dan orang dewasa asik melakukan K-Pop Dance di gelaran Surabaya Tourism Award 2025. -Alfi Kirom-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Suara bass menghentak. Cermin besar memantulkan bayangan belasan remaja dan orang dewasa yang mulai bergerak mengikuti irama.
Di tengah aula Ciputra World Mall, 30 Mei 2025, lantai digetarkan oleh energi muda. Tapi itu bukan konser atau audisi. Melainkan kelas tari modern bergaya K-Pop. Ajang itu menjadi bagian dari rangkaian Surabaya Tourism Award (STA) 2025.
Dipandu oleh pelatih Caleb Febrian Litamahu Putty (Coach Kal), kelas itu diikuti kurang lebih 20 peserta. Mereka datang dengan bersemangat. Mengenakan outfit olahraga longgar seragam berwana putih, lengkap dengan sepatu sneaker.
BACA JUGA:Open Class Gymnastik Ritmik dalam Surabaya Tourism Awards 2025, Dipandu Reghie Gymnastic
Pemanasan menjadi pembuka wajib. “Kita mulai dari atas ke bawah ya. Kepala dulu, baru bahu, pinggang, dan kaki,” ucap Coach Kal.
Gerakannya luwes dan teratur. Tak ada gerakan yang dilewatkan. Semua diregangkan, semua disiapkan. Karena di balik gemerlap tarian K-Pop, ada risiko cedera jika tak disiplin dalam menuntaskan tahapan gerak.
Coach Kal memimpin pemanasan sebelum kelas dimulai, memastikan peserta siap menari tanpa cedera. -Alfi Kirom-HARIAN DISWAY
Setelah itu sesi menari dimulai. Tari yang diajarkan adalah Showca, salah satu koreografi enerjik dan dinamis. Tari itu dipopulerkan oleh boy group asal Korea Selatan, BTS.
BACA JUGA:Surabaya Tourism Awards 2025, Hari Pertama, Finalis Objek Wisata dan Hotel Tampilkan Produk Andalan
“Gerakan ini kami pelajari dalam empat babak. Fokus, ya. Nanti ditutup dengan battle koreografi,” ujarnya menyemangati.
Setiap gerakan diajarkan perlahan. Dari ketukan kaki, ayunan tangan, hingga ekspresi wajah. “Dance Korea bukan cuma soal menari. Tapi juga ekspresi, teknik, dan presisi,” tegas Coach Kal.
Ia menjelaskan bahwa K-Pop Dance bukan sekadar tren. Melainkan sebuah seni yang menuntut kedisiplinan. Lebih dari itu, ia bisa menjadi jembatan prestasi.
“Anak-anak sekarang banyak yang bisa menyalurkan hobi lewat dance cover. Ada kompetisinya, ada festivalnya. Bahkan sekarang prestasi dance bisa jadi nilai tambah saat masuk sekolah,” terang pria yang juga aktif melatih komunitas dance cover di Surabaya itu.
Pendapat itu diamini oleh Lyona Cantika dan Novita Ayu Febrianti. Dua pelajar SMP yang ikut kelas malam itu. Keduanya kompak mengatakan bahwa mereka tidak hanya menari demi seru-seruan.
“Kami memang suka K-Pop dari dulu. Tapi ikut dance itu bukan cuma buat hobi saja,” ujar Lyona. “Iya, kami ingin ikut lomba-lomba dance cover juga. Jadi bisa punya prestasi,” timpal Novita yang mengenakan kaos putih bertuliskan nama grup idolanya.
Menurut mereka, menari membuat hidup lebih berwarna. “Kalau ikut dance gini bisa kenal banyak teman juga. Enggak cuma dari sekolah. Tapi dari komunitas lain,” ujar Lyona. “Jadi saling support, belajar bareng, dan menambah rasa percaya diri juga,” sambungnya.
Kelas malam itu pun ditutup dengan sesi battle koreografi. Para peserta dibagi dua kelompok, lalu tampil saling unjuk gerakan.
Diiringi sorak-sorai peserta lain, mereka menari penuh semangat. Keringat bercucuran, tapi wajah berseri-seri. Bagi mereka, itu bukan sekadar berjoget. Melainkan panggung kecil untuk cita-cita besar. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: