Di Balik Maraknya Jasa ’’Hapus Jejak AI’’ di Tiongkok: Adu Cepat Integritas Akademik dan Inovasi Teknologi

MAHASISWA KELUAR dari kampusnya di Beijing Foreign Studies University di Beijing, 29 Mei 2025. Mereka kian akrab dengan kecerdasan buatan.-JADE GAO-AFP-
Ini momen akhir tahun ajaran yang cukup sibuk di Tiongkok. Siswa—juga mahasiswa—menyongsong kelulusan. Di tengah situasi itu, muncul industri yang ’’abu-abu.’’ Yakni, jasa menghapus jejak kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
IKLAN itu bermunculan di platform belanja daring di Tiongkok. Sebut saja di Taobao. Semuanya menawarkan layanan serupa. Yakni, artificial intelligence generated content rate reduction. Terjemahan harfiahnya, pengurangan kesan konten hasil kecerdasan buatan. Terjemahan sederhananya: penghapusan jejak AI.
Penyedia jasa itu mengklaim bisa membuat tugas akhir atau skripsi manusia seperti dibuat oleh manusia asli. Tanpa campur tangan AI. Di antara ratusan iklan yang bermunculan, para penyedia jasa menjanjikan modifikasi manual dan konsultasi daring 24 jam.
Meski begitu, banyak pula iklan yang tidak jelas. Banyak penyedia jasa tidak mencantumkan harga. Atau minta calon pelanggan pindah ke aplikasi pesan pribadi. Misalnya, WeChat. Tujuannya tentu agar transaksi tidak mudah dilacak.
BACA JUGA:Bahasa Ibu di Era Kecerdasan Buatan
Beberapa penyedia jasa ternyata sudah berdiri lama. Lebih dari lima tahun. Artinya, mereka sudah ada sebelum teknologi AI booming.
Salah satu toko mencatat lebih dari 50 transaksi harian pada layanan tersebut. Tarifnya 32 yuan atau sekitar Rp 73 ribu untuk makalah sepanjang 5 ribu kata. Kalau lebih panjang, tentu lebih mahal.
Mereka mengklaim menggunakan database internal yang mampu mencocokkan dan mengganti kosakata AI secara akurat.
Luo Xueming, pakar dari Guangdong Modern Urban Industrial Technology Research Institute, menilai bahwa layanan itu lahir karena munculnya sebuah kebutuhan semu. Yakni, perlunya pengakuan bahwa sebuah karya tidak dibuat oleh kecerdasan buatan. Memang, kampus-kampus di Tiongkok sudah punya sistem yang bisa mendeteksi karya kecerdasan buatan. Karena itulah, mahasiswa—atau pembuat makalah—lari ke jasa penghapusan jejak tersebut.
KECERDASAN BUATAN baru bernama Manus yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan (startup) Butterfly Effect di Tiongkok. Mahasiswa punya semakin banyak pilihan untuk menggunakan teknologi dalam menjalani kuliah.-ADEK BERRY-AFP-
Menurut Luo yang dikutip China Daily, Selasa, 10 Juni 2025, layanan itu adalah bagian dari rantai ’’industri abu-abu’’ yang lebih besar. Yakni, joki skripsi atau jasa pembuatan presentasi.
Faktanya, yang disebut sebagai “modifikasi manual” sebenarnya tetap melibatkan AI. Bedanya adalah pada pendekatan berbasis algoritma, basis data akademik, dan penyesuaian kalimat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: