Waspada Diabetes, Perhatikan Frekuensi Buang Air Kencing Normal dalam Sehari

Tingkat kesehatan seseorang bisa dilihat dari seberapa sering mereka buang air kecil-swofrd-Shutterstock
HARIAN DISWAY – Buang air kecil adalah proses alami tubuh untuk membuang limbah cair dari sistem metabolisme.
Aktivitas itu tampak sepele. Namun, frekuensinya bisa menjadi indikator penting terhadap kondisi kesehatan seseorang.
Lantas, berapa kali seharusnya kita buang air kecil dalam sehari agar dianggap normal?
BACA JUGA:Sering Buang Air Kecil Saat Malam? Nokturia, Indikasi Gangguan Kandung Kemih
Secara umum, orang dewasa yang sehat biasanya buang air kecil sekitar 4 hingga 8 kali dalam sehari. Namun, jumlah itu tidak bersifat mutlak.
Variasi bisa terjadi bergantung pada berbagai faktor. Seperti jumlah cairan yang dikonsumsi, tingkat aktivitas fisik, hingga jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Jika seseorang mengonsumsi banyak air atau minuman berkafein seperti kopi dan teh, maka frekuensi buang air kecil kemungkinan besar akan meningkat.
BACA JUGA:Waspada, Diabetes Makin Marak di Kalangan Anak Muda, Gaya Hidup Seperti Ini Jadi Penyebabnya
Sebaliknya, ketika tubuh kekurangan cairan atau saat berkeringat banyak, misalnya karena berolahraga atau cuaca panas, frekuensi buang air kecil bisa saja menurun.
Faktor yang mempengaruhi Frekuensi Kencing
Minuman berkafein seperti kopi juga berpotensi dalam memproduksi urin yang lebih banyak--Medical News Today
1. Asupan Cairan
Semakin banyak air yang diminum, semakin sering pula tubuh harus membuang kelebihannya melalui urin. WHO merekomendasikan rata-rata asupan air sekitar 2 liter per hari untuk orang dewasa.
2. Jenis Minuman
Minuman berkafein dan alkohol bersifat diuretik, yaitu merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak urin. Maka, seseorang yang sering minum kopi atau alkohol cenderung lebih sering buang air kecil.
BACA JUGA:Puasa untuk Penderita Diabetes, Aman atau Berisiko?
3. Kondisi Medis
Beberapa kondisi seperti infeksi saluran kemih (ISK), diabetes, dan gangguan prostat bisa menyebabkan perubahan pada frekuensi buang air kecil, baik menjadi lebih sering maupun lebih jarang.
4. Obat-Obatan
Obat tertentu, seperti diuretik (biasanya untuk tekanan darah tinggi), dapat meningkatkan produksi urin sehingga memperbanyak frekuensi kencing.
Kapan Harus Waspada?
Tingkat warna urin bisa menentukan tingkat kesehatan seseorang atau apa saja yang mereka konsumsi--The Conversation
Meskipun variasi dalam frekuensi buang air kecil adalah hal yang normal, Anda perlu waspada jika mengalami hal-hal berikut:
BACA JUGA:Cara Mengurangi Sugar Addiction untuk Cegah Anak Terkena Diabetes
-
Frekuensi buang air kecil melebihi 10 kali sehari tanpa sebab yang jelas.
-
Rasa nyeri atau terbakar saat kencing.
-
Urin berwarna sangat gelap atau keruh.
-
Sering terbangun di malam hari untuk kencing (nokturia) secara tiba-tiba.
-
Sulit menahan kencing atau mengalami kebocoran urin.
Gejala-gejala tersebut bisa mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang perlu diperiksa lebih lanjut oleh tenaga medis.
BACA JUGA:7 Penyebab Mengantuk pada Pagi Hari yang Perlu Anda Waspadai
Frekuensi kencing yang normal berkisar antara 6 hingga 8 kali sehari. Bergantung pada pola hidup, makanan, dan kondisi tubuh.
Perubahan kecil dalam jumlah buang air kecil biasanya bukan pertanda bahaya. Tapi jika disertai gejala lain seperti nyeri atau perubahan warna urin, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.
Dengarkan sinyal dari tubuh Anda. Karena buang air kecil bukan sekadar rutinitas. Tetapi juga cerminan kesehatan internal. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber