Kepulauan Buton, Kanvas Inspirasi yang Menunggu Sentuhan Warna

ILUSTRASI Kepulauan Buton (Kepton), Kanvas Inspirasi yang Menunggu Sentuhan Warna-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Aspal Buton. Kepulauan Buton dikenal dengan cadangan aspal alam terbesar di dunia.
Ekonomi biru menekankan pada mekanisme eksploitasi yang harus ramah lingkungan, dengan penggunaan teknologi rendah emisi dan pencegahan kerusakan ekosistem pesisir selama penambangan berlangsung.
Selain itu, limbah aspal harus dapat diolah menjadi produk bernilai tambah. Misalnya, menjadi bahan turunan produk untuk konstruksi jalan atau infrastruktur lainnya.
Minyak lepas pantai. Eksplorasi minyak harus diiringi mitigasi risiko tumpahan dan polusi laut.
Penerapan teknologi hijau (seperti carbon capture) dan alokasi pendapatan minyak untuk rehabilitasi mangrove atau terumbu karang dapat menjadi solusi. Pun, adanya keterlibatan BUMD dalam pengelolaan minyak dan aspal.
PERIKANAN DAN KELAUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Sistem kaombo. Masyarakat Buton telah mengembangkan sistem pengelolaan perikanan tradisional seperti kaombo (zona larang tangkap temporer/permanen). Sistem itu terbukti meningkatkan regenerasi biota laut dan menjaga 50–58 persen kondisi terumbu karang di Wabula.
Penangkapan terukur. Selain itu, kebijakan penangkapan berbasis kuota dan zonasi perlu dioptimalkan untuk menghindari overfishing.
Contohnya, penerapan teknologi akuakultur berkelanjutan seperti bioflok atau sistem IMTA (integrated multi-trophic aquaculture) yang mengurangi limbah dan meningkatkan produktivitas.
PARIWISATA BAHARI YANG BERKELANJUTAN
Ekowisata dan wisata budaya. Potensi wisata di Buton meliputi terumbu karang, hutan bakau, dan situs budaya berupa Benteng Keraton Buton. Pengembangan homestay, kuliner lokal, dan atraksi budaya (festival adat) dapat menarik wisatawan tanpa berdampak pada rusaknya lingkungan.
Infrastruktur ramah lingkungan. Pembangunan sarana wisata harus memprioritaskan energi terbarukan (surya atau angin) dan pengurangan sampah plastik dan lainnya. Contohnya, program ”Bulan Cinta Laut” KKP untuk membersihkan sampah di pesisir.
PELESTARIAN BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Integrasi pengetahuan adat. Sistem pengelolaan sumber daya laut berbasis adat (seperti nambo) harus diakui dalam kebijakan formal. Hal itu sejalan dengan prinsip ekonomi biru yang menghargai kearifan lokal dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Pemberdayaan ekonomi. Pelatihan literasi keuangan bagi nelayan dan pengembangan UMKM berbasis produk laut (seperti olahan rumput laut) dapat meningkatkan kesejahteraan sekaligus mengurangi ketergantungan pada penangkapan ikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: