Musda VI Dewan Kesenian Jawa Timur, Diharapkan menjadi Titik Balik Baru untuk Masa Depan Kebudayaan Jawa Timur

Musda VI Dewan Kesenian Jawa Timur, Diharapkan menjadi Titik Balik Baru untuk Masa Depan Kebudayaan Jawa Timur

Para peserta Musda VI DKJT, 14-15 Juni 2025 di Great Diponegoro Hotel Surabaya.-DKJT-

- Peningkatan kapasitas SDM kesenian,

- Revitalisasi fasilitas kesenian,

- Penerbitan buku-buku seni Jawa Timur,

- Pembentukan pusat dokumentasi seni budaya.

BACA JUGA:DPRD Jawa Timur Setujui LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2024

Semuanya dirancang untuk memperkuat fondasi kebudayaan yang berdampak secara sosial dan ekonomi.

Komitmen pada Inklusivitas

Salah satu pesan paling kuat dari Musda VI adalah komitmen pada prinsip inklusivitas dan anti-diskriminasi.

DKJT menegaskan, seni dan budaya adalah rumah bersama. Tak boleh ada seniman atau kelompok yang terpinggirkan karena perbedaan latar belakang, etnis, agama, atau orientasi.

BACA JUGA:Khofifah Siapkan Asrama untuk Mahasiswa ITS Jalur KIP Kuliah asal Jawa Timur

Dalam implementasinya, DKJT akan turun langsung ke daerah, memberikan advis, pendampingan, dan fasilitasi kepada komunitas dan seniman secara merata.

Hal itu dianggap penting. Supaya kebijakan yang disusun tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar menyentuh akar rumput.

“Kami ingin DKJT menjadi institusi yang merangkul, bukan menyaring. Mendengar, bukan menghakimi,” ungkap Achmad Muzakky, Humas dan Media DKJT.

BACA JUGA:Khofifah Terima Penghargaan atas Dedikasi Pembangunan Sosial Inklusif di Jawa Timur

Menuju Ekosistem Budaya Berkelanjutan

Semua hasil Musda itu akan dituangkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) DKJT periode 2025–2030. Fokus utama Renstra adalah membangun ekosistem kebudayaan yang tangguh.

Yakni dari kelembagaan yang kuat, SDM yang mumpuni, fasilitas yang memadai, hingga perlindungan hukum bagi seniman dan karya seni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: