UKWMS Angkat Kopi Desa Kucur Jadi Produk Premium Bertaraf Nasional
Wahyudi Wibowo (ujung kiri), bersama para petani Desa Kucur Malang menunjukkan Produk Kopi Koetjoer-UKWMS-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Universitas Katolik Widya Mandala SURABAYA (UKWMS) kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat desa.
Mereka menyusun program Pengabdian Masyarakat (Abdimas) yang sukses mengangkat potensi kopi Desa Kucur, Kabupaten Malang.
Dipimpin oleh Wahyudi Wibowo, tim Abdimas UKWMS mendampingi Kelompok Tani Republik Tani Mandiri (RTM) untuk mengembangkan Kopi Koetjoer, produk kopi bubuk kemasan berkualitas specialty coffee yang kini tengah naik daun di pasar nasional.
Program itu merupakan kelanjutan dari pelatihan pascapanen 2024, yang berhasil meningkatkan kualitas biji kopi Arabika dan Robusta Desa Kucur hingga mencapai Grade 1 dan memenuhi standar specialty coffee.
BACA JUGA:KOMINDO UKWMS Gelar Training of Trainers, Ajak Gen Z Kritis Gunakan AI
BACA JUGA:Workshop Psikologi UKWMS Hadirkan Profesor Italia, Bahas Strategi Cegah Pedofilia!
Alpi Mawasti, dosen Fakultas Bisnis UKWMS juga memberikan pendampingan terkait legalitas produk pangan-UKWMS-
Namun, tantangan utama petani selama ini bukan pada kualitas biji, melainkan keterbatasan di tahap hilir. Mulai pengolahan, pengemasan, dan standarisasi produk.
Biji kopi premium tersebut kerap dijual sebagai green bean dengan harga murah. Sehingga nilai ekonominya tak optimal.
"Potensi biji kopi dari Desa Kucur sangat bagus, tapi selama ini sering dijual sebagai bahan baku. Melalui program ini, kami bantu petani bertransformasi menjadi produsen produk akhir yang siap bersaing di pasar," ujar Dr. Wahyudi.
Sejak September hingga November 2025, tim UKWMS memberikan pendampingan menyeluruh. Dimulai dari Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), teknik roasting dan penggilingan, strategi pengemasan menarik, dan manajemen mutu dan keamanan pangan.
Sebagai dukungan konkret, tim juga menyerahkan mesin sangrai (roasting machine) yang dibiayai melalui Hibah PKM Kemendikti 2025.
Peralatan tersebut menjadi kunci peningkatan kapasitas produksi, memungkinkan petani mengolah biji sendiri tanpa bergantung pada pihak luar.
BACA JUGA:Dies Natalis FIKOM UKWMS ke-14, Gelar Seminar Bertema Solidaritas Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: