Dies Natalis FIKOM UKWMS ke-14, Gelar Seminar Bertema Solidaritas Digital
Studium Generale bertema "Solidaritas Warga di Era Digital" dalam rangka dies natalis FIKOM UKWMS ke-14, Selasa, 9 September 2025.-Giustino Obert Lisangan-HARIAN DISWAY
HARIAN DISWAY – Riuh tepuk tangan mahasiswa memenuhi Auditorium Benedictus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Selasa 9 September 2025. Kursi-kursi penuh terisi oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) dari tiga angkatan. Yakni 2023, 2024, dan 2025.
Judul seminarnya "Solidaritas Warga di Era Digital". Acara itu menjadi salah satu rangkaian perayaan Dies Natalis FIKOM UKWMS ke-14. Sejak pintu auditorium dibuka, antusias mahasiswa sudah terasa.
Beberapa mahasiswa tampak bercengkerama di lorong, ada juga yang sibuk mengatur kamera ponsel untuk berswafoto bersama teman. Lalu, sebagian mahasiswa lain berebut tempat duduk yang dianggap paling strategis.
Suasana riuh berubah seketika saat moderator masuk. Seminar itu dipandu oleh Putra Aditya Lapalelo, salah satu dosen FIKOM. Ia naik ke panggung dan membuka acara.
BACA JUGA:LPM UKWMS Dorong Kreativitas Digital Lewat Media Mastery
BACA JUGA:KOMINDO UKWMS Buat Game Ular Tangga, Kampanyekan Anti Hoaks
Pembicara seminar, Anastasia Yuni (kiri) dan Caroline Ika Damajanti (tengah), serta moderator Putra Aditya Lapalelo (kanan) di Studium Generale -Giustino Obert Lisangan-HARIAN DISWAY
Sambutan hangatnya membuat seluruh audiens semakin bersemangat untuk berdiskusi. FIKOM menghadirkan dua pembicara dengan latar belakang berbeda, tapi masih sejalan dengan temanya.
Caroline Ika Damajanti, Project Coordinator Reach to Recovery Surabaya (RRS), tampil pertama. Dengan gaya lugas namun hangat, ia berbagi pengalaman mendampingi para penderita kanker payudara.
Ika yang juga seorang penyintas kanker menekankan pentingnya solidaritas, terutama di ruang digital.
"Media sosial memang menjadi ruang untuk berekspresi ya, dan berkomunikasi. Jadi sudah sewajarnya kita bebas mau mengutarakan apapun di situ, terkhusus untuk anak muda. Let them be,” tutur Ika.
Kalimatnya disambut anggukan serius para mahasiswa. Kata-katanya terasa dekat, bukan sekedar teori, tapi lahir dari pengalaman nyata.
Giliran kedua, Anastasia Yuni, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS. Dia mengajak audiens membayangkan solidaritas dengan cara sederhana. "Kalau diibaratkan itu seperti riak yang akan terus menyebar menjadi gelombang yang besar. Itulah solidaritas kita, sebagai warga di era digital, terkhusus di media sosial," jelasnya.
Anas (sapaan Anastasia Yuni) menekankan, solidaritas digital tidak harus dimulai dari gerakan besar. Hal kecil pun bisa menjadi percikan. "Cukup dengan menggerakkan jari, kita bisa menunjukkan kepedulian," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: