Dies Natalis FIKOM UKWMS ke-14, Gelar Seminar Bertema Solidaritas Digital
Studium Generale bertema "Solidaritas Warga di Era Digital" dalam rangka dies natalis FIKOM UKWMS ke-14, Selasa, 9 September 2025.-Giustino Obert Lisangan-HARIAN DISWAY
Kata-kata itu membuat mahasiswa manggut-manggut. Seketika mereka juga spontan membuka ponsel, seolah mengingat pengalaman mereka ikut kampanye daring. Diskusi tidak berhenti setelah dua narasumber menyampaikan materi.
BACA JUGA:Movie Talkshow Korean Cinecon 2024 Bersama Fikom UKWMS, Kupas Tuntas Film Pilot (2024)
BACA JUGA:Fiersa Besari dan Ziva Magnolya Buat Maba Galau di Dies Natalis ke-64 UKWMS
Usai pemaparan, tangan-tangan mahasiswa bergantian terangkat. Pertanyaan datang silih berganti, bahkan disertai contoh kasus.
Salah satunya dari Gregorius Andreacelli Sumolang, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIKOM. Ia menyoroti bagaimana solidaritas mahasiswa kerap terwujud lewat media sosial ketika ada aksi demonstrasi.
"Yang enggak bisa ikut turun ke jalan kan tetap bisa bersuara lewat repost di Instagram. Itu juga bentuk solidaritas," kata Greg (sapaan akrab Gregorius Andreacelli Sumolang).
Namun, tidak semua memandang solidaritas digital dengan kacamata positif. Brenda Tande Priscilia, anggota Komisariat Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (KOMINDO), mengingatkan soal bahayanya informasi palsu (hoax).
"Masyarakat gampang terpincut. Nggak jarang ada misinformasi di media sosial. Jadi kita harus verifikasi dan jangan mudah tersulut," ujarnya. Pesan itu seketika membuat audiens terdiam, sebelum kembali ramai dengan bisik-bisik kecil.
Dialog yang bergulir siang itu memunculkan satu benang merah: solidaritas digital adalah kekuatan, namun juga butuh kendali.
Di satu sisi, ia mampu menyatukan suara banyak orang hanya dalam hitungan menit. Di sisi lain, tanpa kehati-hatian, solidaritas digital bisa melahirkan arus informasi yang menyesatkan.
BACA JUGA:UKWMS dan PERBANUSA Gelar Edukasi Pembuatan Bio Briket di Kampoeng Oase Ondomohen
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS saat mengikuti seminar Solidaritas Warga di Era Digital, Selasa, 9 September 2025-Giustino Obert Lisangan -Harian Disway
Moderator Putra Aditya Lapalelo menutup acara dengan ajakan yang menegaskan peran mahasiswa sebagai insan kritis.
"Kita (akademisi) dikenal sebagai orang yang kritis, berpikir untuk negara, tulang punggung kedaulatan rakyat. Itu semua bisa terjadi kalau solidaritas di media sosial dan lingkungan fisik kita baik," beber dosen berdarah Maluku itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: