Pecco Bagnaia Ganti Strategi, Tinggalkan Cakram Rem Besar di Mugello

Pecco Bagnaia (depan), saat bertahan dari tekanan dua pembalap Red Bull KTM Racing, Pedro Acosta (tengah) dan Brad Binder (33), saat sesi Race Weekend GP-Aragon hari Minggu 8 Juni 2025--Twitter Ducati Corse @ducaticorse
HARIAN DISWAY - Pecco Bagnaia kembali mengusung misi besar di Mugello—sirkuit yang telah memberinya tiga kemenangan beruntun—di tengah musim yang penuh tantangan bersama Ducati GP25.
Setelah performa naik-turun dan jarak poin yang kian melebar dari Marc Marquez di klasemen pembalap sementara, sang juara dunia dua kali bertekad bangkit di hadapan publik sendiri, dengan pendekatan teknis yang lebih adaptif dan emosional yang kuat terhadap lintasan ikonik ini.
Pecco Bagnaia memiliki catatan impresif di Sirkuit Mugello. Ia sukses memenangkan Grand Prix Italia dalam tiga musim terakhir, termasuk dua kemenangan sprint race secara beruntun.
Tahun lalu, hampir tidak ada pembalap yang mampu menandinginya—bahkan Marc Marquez (Ducati Gresini Racing) dengan GP23 sekalipun.
BACA JUGA:Resmi! Peran Ganda Dovizioso di Yamaha: Test Rider dan Konsultan Performa hingga 2027
BACA JUGA:Livery Mugello Ducati 2025: Duet Ikonik Da Vinci dan Machiavelli di Fairing GP25
Namun, musim ini berjalan berbeda. Rider asal Turin tersebut mengalami kesulitan sejak awal dengan motor Ducati GP25.
Kemenangan di GP Amerika Serikat menjadi satu-satunya podium tertingginya sejauh ini, sementara di seri lain ia harus puas finis di belakang Marc dan Alex Marquez. Sebuah kenyataan pahit bagi runner-up MotoGP 2024.
Pecco saat ini tertinggal 93 poin dari rekan setimnya, Marc Marquez, yang memimpin klasemen sementara. Ini menunjukkan adanya penurunan performa cukup signifikan dari juara dunia dua kali tersebut.
Strategi Teknikal di Mugello
Setelah tampil mengecewakan sejak kemenangan di GP-AS, Pecco akhirnya kembali naik podium saat finis kedua di GP Aragon.
Salah satu kunci kebangkitan ini adalah penggunaan cakram rem besar berukuran 355 mm, yang memberi peningkatan performa signifikan dibandingkan dengan cakram standar 340 mm pada GP25.
Namun, menjelang GP Mugello, Bagnaia mengonfirmasi bahwa ia tidak akan menggunakan cakram rem besar.
Menurutnya, sirkuit Mugello tidak terlalu mengandalkan pengereman ekstrem dan cakram besar mungkin tidak akan mencapai suhu optimal. Ia akan kembali menggunakan cakram standar sambil terus mengevaluasi data teknis.
BACA JUGA:Strategi Besar Honda: Duet Jorge Martin dan Joan Mir di MotoGP 2026
BACA JUGA:Ban MotoGP 2027 Siap Diuji, Dorna dan Pirelli Ungkap Tanggal dan Lokasi
Tantangan di Mugello
Lintasan Mugello memiliki trek lurus terpanjang di MotoGP, mencapai 1.141 meter. Namun, karakteristik teknis Mugello menuntut kemampuan handling tinggi, ketepatan pengambilan racing line, serta penguasaan teknik lean angle dan counter-steering.
Slipstream (manajemen hambatan angin) juga menjadi faktor penentu dalam mempertahankan kecepatan di lintasan lurus.
Hanya sedikit pembalap yang mampu memaksimalkan slipstream seefisien Francesco Bagnaia dan mentornya, Valentino Rossi. Maka tak heran jika Mugello menjadi lintasan istimewa bagi Pecco, baik secara teknis maupun emosional.
“Setelah hasil positif di Aragon, saya berharap kami bisa melanjutkannya di Mugello. Sirkuit ini sangat istimewa dan punya banyak kenangan manis bagi saya. Tapi saya juga sadar, Marc saat ini punya kecepatan terbaik, jadi saya akan berusaha mengikuti dan menantangnya,” ujar Bagnaia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: