Seri Sang Putra Fajar (8): Cahaya Islam di Gelapnya Penjara

Seri Sang Putra Fajar (8): Cahaya Islam di Gelapnya Penjara

Foto Bung Karno saat berkunjung ke Toko Buku Peneleh.-Rizal Hanafi-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (1): Warisan Abadi Spirit Bung Karno

Bagi Soekarno, Tuhan selalu ada untuk menjaganya dan menuntunnya. Soekarno percaya bahwa Tuhan akan membimbing langkahnya agar bisa membawa Indonesia menuju kemerdekaan. Ia pun selalu memanjatkan doa.

“Aku sungguh-sungguh mulai membaca dan memahami Al-Qur'an pada 1928. Bila aku terbangun, aku membacanya. Ketika kenyataan itu hinggap dalam diriku, aku tidak perlu takut-takut lagi. Karena Tuhan tidak lebih jauh daripada kesadaranku. Aku menyadari bahwa aku senantiasa dilindungi-Nya untuk mengerjakan sesuatu yang baik,” tuturnya.

Dalam pengasingan di penjara Sukamiskin itu, Soekarno tidak sedih. Tidak meratapi nasibnya. Tidak terpikirkan sekali pun untuk menyerah dan kalah.

BACA JUGA:Ziarah Makam Bung Karno Bersama Wapres Gibran, Khofifah Ajak Teladani Semangat Nasionalisme

Soekarno terus berdoa dalam perjuangannya. Supaya memperoleh jalan untuk meraih kemerdekaan dan tetap kuat menghadapi segala cobaan.

Di Peneleh, lokasi bangunan tempat pengajian itu diperkirakan saat ini menjadi Toko Buku Peneleh, toko buku milik Muhammadiyah. Satu deret bangunan itu terdiri dari tiga rumah.

"Yang eksis sampai sekarang adalah Toko Buku Peneleh. Dua deret di sampingnya merupakan bangunan yang dibangun era 1930-an," ujar Kuncarsono Prasetyo, pegiat sejarah dari komunitas Begandring Soerabaia. (*)

*) Melepas rindu di Toko Buku Peneleh, baca besok…

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway