Menteri Luar Negeri AS Desak China Halangi Iran Tutup Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri AS Desak China Halangi Iran Tutup Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio berbicara dengan media di pesawat militernya saat terbang ke Jeddah, Arab Saudi, 10 Maret 2025.--SAUL LOEB / AFP

HARIAN DISWAY - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mendesak pemerintah China agar turut campur tangan dalam mencegah Iran menutup Selat Hormuz.

Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan udara AS terhadap situs nuklir Iran pada Minggu dini hari.

“Saya mendorong pemerintah Cina di Beijing untuk menghubungi mereka mengenai hal itu karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” ujar Rubio dalam wawancaranya di Fox News, pada Minggu, 22 Juni 2025. 

Dilansir dari AFP, menurut para analis, salah satu bentuk balasan yang mungkin dilakukan Iran atas serangan Amerika adalah dengan menutup Selat Hormuz, yang selama ini menjadi rute pengiriman seperlima dari total produksi minyak dunia. 

BACA JUGA:AS Sebut Program Nuklir Telah Dihancurkan, Dorong Iran Segera Ambil Opsi Damai

“Jika mereka melakukan itu, itu akan menjadi kesalahan besar lainnya. Itu sama saja dengan bunuh diri secara ekonomi bagi mereka jika mereka melakukannya,” tambah Rubio. Ia juga menegaskan bahwa AS masih memiliki berbagai opsi untuk merespons situasi tersebut.

Rubio mengingatkan bahwa dampak dari penutupan Selat Hormuz tidak hanya akan dirasakan oleh AS, tetapi juga oleh berbagai negara lain. 

“Namun negara-negara lain juga harus memperhatikan hal itu, karena hal itu akan merugikan ekonomi negara lain yang lebih parah daripada ekonomi kita (AS,Red). Menurut saya, itu akan menjadi eskalasi besar yang memerlukan respons. Bukan hanya dari kita, tetapi juga dari negara lain,” ujarnya.

BACA JUGA:AS Bom Situs Nuklir Iran, Akankah Awan Radioaktif Mencemari Timur Tengah?

Sementara itu, Iran telah mengeluarkan ancaman terhadap pangkalan-pangkalan militer AS.

Seorang penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan bahwa pangkalan-pangkalan tersebut kini menjadi “target yang sah bagi angkatan bersenjata kami.”

Namun hingga kini, belum ada kepastian apakah serangan AS akan memaksa Teheran untuk meredakan ketegangan atau justru memperluas konflik ke level yang lebih tinggi.

China sendiri telah menyatakan sikapnya bersama Rusia dan sejumlah negara Arab dengan mengecam serangan AS. Beijing menyebut langkah tersebut hanya akan memperparah situasi dan meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

BACA JUGA:Netanyahu Puji Trump Atas Serangan ke Iran: Janji Menghancurkan Nuklir Iran Telah Terpenuhi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: