Waspadai Dampak Oversharing dan Cara Mengatasinya

Keterbukaan dalam berbagi cerita perlu diimbangi dengan kesadaran batas privasi agar tidak terjebak dalam kebiasaan oversharing. --Getty Images Signature
HARIAN DISWAY - Di tengah era digital saat ini, berbagi cerita pribadi menjadi hal yang lumrah.
Namun, ada kalanya keterbukaan berubah menjadi oversharing. Yakni kebiasaan membagikan informasi secara berlebihan.
Itu justru merugikan diri sendiri dan orang lain. Berikut penyebab, dampak, dan cara mengatasi oversharing.
BACA JUGA:Komunitas Marah-Marah di X, Ruang Curhat atau Jadi Pemicu Konflik?
Mengenal Oversharing
Oversharing adalah perilaku membagikan informasi pribadi secara berlebihan. Terutama pada waktu, tempat, atau kepada audiens yang tidak tepat.
Fenomena itu bisa terjadi dalam percakapan langsung maupun melalui media sosial. Misalnya, mengunggah curahan hati yang emosional di internet tanpa mempertimbangkan siapa saja yang akan melihatnya.
Ciri utama oversharing adalah ketidakmampuan untuk membedakan mana informasi yang pantas dibagikan. Juga mana yang seharusnya disimpan untuk diri sendiri atau lingkungan terdekat.
BACA JUGA:Bahaya Over-sharing dalam Hubungan Awal
Itu bukan tentang seberapa banyak kita berbicara. Melainkan bagaimana kita menyaring dan menyesuaikan informasi dengan konteks dan audiens.
Mengapa Seseorang Oversharing?
Di balik percakapan yang tampak akrab, tersimpan kemungkinan adanya dorongan psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan oversharing. -Rido-
Kebiasaan itu biasanya berakar pada dorongan psikologis tertentu, antara lain:
- Keinginan membangun koneksi secara instan.
- Kebutuhan akan validasi dari orang lain.
- Rasa kesepian yang memicu keinginan untuk ‘didengar’.
- Kecemasan sosial, ketika seseorang cenderung berbicara terlalu banyak untuk meredakan rasa gugup.
- Trauma masa lalu yang belum terselesaikan, sehingga mendorong seseorang untuk terus-menerus membicarakannya.
BACA JUGA:Alasan Lebih Nyaman Curhat di Media Sosial
Dampak Oversharing
Kebiasaan berbagi berlebihan bisa membawa sejumlah konsekuensi negatif, seperti:
- Menimbulkan ketidaknyamanan dan merusak hubungan interpersonal.
- Menurunkan kesehatan mental, seperti munculnya rasa malu dan penyesalan setelah berbagi.
- Membuka peluang kejahatan digital, seperti pencurian identitas atau pelecehan daring.
- Merusak reputasi profesional, terutama jika oversharing terjadi di media sosial yang dapat diakses oleh rekan kerja atau perekrut.
BACA JUGA:Curhat dan Dampaknya untuk Kesehatan Mental, Jangan Pendam Sendirian
Cara Mengatasi Oversharing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber