Waspadai Dampak Oversharing dan Cara Mengatasinya

Keterbukaan dalam berbagi cerita perlu diimbangi dengan kesadaran batas privasi agar tidak terjebak dalam kebiasaan oversharing. --Getty Images Signature
Menghentikan kebiasaan itu tidak berarti menjadi tertutup. Sebaliknya, itu adalah upaya membangun komunikasi yang lebih sehat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Bangun kesadaran diri: Kenali pemicu yang membuat Anda ingin berbagi berlebihan. Latih diri Anda untuk mengambil jeda sebelum berbicara atau mengunggah sesuatu.
- Tentukan batasan pribadi: Buat daftar hal-hal yang tidak ingin Anda bagikan kepada sembarang orang. Bedakan informasi yang pantas untuk teman dekat dan mana yang hanya untuk keluarga inti.
- Kelola privasi digital: Gunakan pengaturan privasi di media sosial, hindari membagikan informasi sensitif seperti lokasi atau data identitas.
- Salurkan ekspresi melalui cara yang sehat: Menulis jurnal, menekuni hobi kreatif, atau berbicara dengan orang yang dipercaya bisa menjadi alternatif untuk menyalurkan emosi.
- Pertimbangkan bantuan profesional: Jika oversharing disertai kecemasan berat atau perasaan tak terkendali, konsultasi dengan psikolog bisa menjadi solusi bijak.
BACA JUGA:Ada Beda Lo Antara Gosip dengan Curhat, Inilah 3 Cara Membedakannya Versi Penjelasan Terapis
Oversharing bukanlah sekadar kebiasaan buruk. Melainkan sinyal bahwa ada kebutuhan emosional yang belum terpenuhi.
Dengan menyadari pola itu dan belajar mengelolanya, kita bisa menciptakan ruang komunikasi yang lebih sehat, baik di dunia nyata maupun dunia maya. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber