RUU Pajak Trump Masuk ke Debat Senat, Picu Perpecahan di Internal Partai Republik

Gedung DPR AS pada 28 Juni 2025 di Washington, DC. Senat Republik semalam merilis versi baru "One Big Beautiful Bill” saat mereka mendekati tenggat waktu Presiden AS Donald Trump pada 4 Juli. -Al Drago/Getty Images/AFP-
Proses pembacaan diperkirakan memakan waktu hingga 15 jam.
"Partai Republik tidak mau memberi tahu rakyat apa isi RUU ini. Jadi kami paksa dibacakan satu per satu. Kami siap begadang," kata Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer.
Untuk menutupi biaya pemotongan pajak, RUU ini mengusulkan pemangkasan besar pada Medicaid, program asuransi kesehatan untuk warga miskin.
Diperkirakan sekitar 8,6 juta orang akan kehilangan akses ke layanan kesehatan jika RUU ini disahkan.
BACA JUGA:Serangan AS ke Iran: Taruhan Trump pada Kekuatan Militer dan Akhir Diplomasi
Selain itu, banyak insentif untuk energi terbarukan yang diberlakukan di era Presiden Joe Biden juga akan dicabut. Ini memicu kritik keras dari Elon Musk, yang sebelumnya sempat dekat dengan Trump.
"RUU ini gila dan merusak," kata Elon Musk. "Ia merugikan industri masa depan dan membantu industri masa lalu," imbuh CEO Tesla ini.
Survei terbaru menunjukkan bahwa RUU ini tidak populer di kalangan masyarakat dari berbagai usia dan tingkat pendapatan.
BACA JUGA:Netanyahu Puji Trump Atas Serangan ke Iran: Janji Menghancurkan Nuklir Iran Telah Terpenuhi
Meskipun DPR sudah meloloskan versi mereka, kedua kamar legislatif (Senat dan DPR) harus menyetujui isi RUU yang sama sebelum Trump bisa menandatanganinya menjadi undang-undang.(*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: