Greysia Polii Dukung Fadia Fokus Main di Satu Sektor

BACA JUGA:Emas Olimpiade Tidak Hanya dari Bulu Tangkis Lagi, Candra Wijaya: Tidak Boleh Turunkan Standar

Sempat Bongkar Pasang Partner

Ganda campuran, Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus menerima kenyataan pahit dengan kekalahan empat kali berturut-turut atas wakil Thailand-Dok. PBSI-

Fadia menjadi aset cukup menjanjikan bagi PBSI. Ia meraih runner up Kejuaraan Dunia Junior 2017 di nomor ganda campuran bersama Rehan Nufal Kusharjanto. Setahun kemudian, ia meraih perunggu pada ajang serupa di sektor ganda putri yang berduet dengan Agatha Imanuela.

Sebelum duet dengan Apriyani Rahayu, Fadia sempat berpasangan bersama Ribka Sugiarto. Namun, dirombak pasca Greysia Polii gantung raket. Spriyani/Fadia sempat mengguncang dunia bulu tangkus usai melaju jauh dalam debutnya, bahkan meraih emas SEA Games 2021.

Kejayaan Apriyani/Fadia semakin kokoh saat mereka sukses menaklukkan para pemain top 10 hingga merengkuh gelar Malaysia Open 2022. Namun, Apriyani sempat menepi karena cedera. Demi menjaga hawa pertandingan, Fadia dicarikan tandem baru. Ia berpasangan dengan Lanny Tria Mayasari. 

BACA JUGA:Tradisi Emas Bulu Tangkis Terhenti, Taufik Hidayat: Panas Kuping Ini

BACA JUGA:Jejak Karir Rian Ardianto dan Fajar Alfian dalam Dunia Bulu Tangkis

Fadia/Lanny sukses menjuarai Thailand Master 2025 Super 300 usai menyingkirkan wakil tuan rumah, Laksika Kahlaha/Phataimas Muenwong dalam laga tiga gim dengan skor 15-21, 21-13, 21-8.

Di saat bersamaan Fadia juga turun di sektor ganda campuran bersama Dejan Ferdinansyah. Fadi memainkan dua nomor untuk memaksimalkan potensinya sebagai playmaker. Namun, kini Fadia akan fokus pada sektor ganda putri bersama Lanny Tria Mayasari untuk persiapan menuju Olimpiade Los Angeles 2028 mendatang. (*)

BACA JUGA:Zhang Zhi Jie Meninggal Karena Henti Jantung, Ini Beda Penanganan Medis di Sepak Bola dan Bulu Tangkis

BACA JUGA:Indonesia Open 2024: Dua Ganda Campuran Pelatnas Gugur, Tontowi Ahmad Buka Suara

*) Mahasiswa magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.

Sumber: pbsi