KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Pengamat Desak Pembentukan Ditjen Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Pengamat Desak Pembentukan Ditjen Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Gilimanuk. Dengan sejumlah insiden tenggelamnya kapal penyeberangan, Pakar desak pembentukan Ditjen khusus Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan-PT ASDP -

HARIAN DISWAY - Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya menambah daftar kecelakaan maut di moda transportasi penyeberangan.

Sebelumnya, pada tahun 2018, juga terjadi kecelakaan maut yang melibatkan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sinar Bangun. Kapal motor tersebut tenggelam ke dasar Danau Toba.  

Kapal tersebut berlayar dengan muatan lebih dari dua kali lipat batas muatan maksimumnya. Membawa penumpang maupun kendaraan. Dilaporkan lebih dari 200 orang menumpang kapal dengan kapasitas 40 orang tersebut. Karena tidak adanya manifest penumpang, maka jumlah pasti korban sulit dipastikan. 

Namun dari 200 orang, hanya 21 orang yang berhasil diselamatkan, 3 diketahui tewas, sementara 164 orang lainnya dinyatakan hilang. 

Di tahun yang sama, MV Lestari Maju tenggelam di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan pada 3 Juli 2018. Ada 36 orang tewas dari musibah tersebut. Kapal mengalami kebocoran lambung dan mati mesin di saat cuaca buruk. 


Air laut mulai masuk ke kapal.-ist -

Kemudian ada KM Arista yang tenggelam di Selat Makassar, dengan korban tewas mencapai 13 orang. MV Marina Baru 2B juga mengalami kecelakaan di Teluk Bone, Sulawesi Selatan pada 19 Desember 2015 dengan korban 65 orang tewas dan 12 lainnya hilang. 

BACA JUGA:Khofifah Bebaskan Biaya Pengobatan Korban Laka Laut KMP Tunu Pratama di RS Pemprov

Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya sendiri bukan yang pertama kali terjadi di Selat Bali. Pada 29 Juni tahun 2021, KMP Yunicee juga mengalami musibah kecelakaan dan tenggelam di perairan lepas Pelabuhan Gilimanuk saat antri masuk dermaga.  

Mendekati dermaga Gilimanuk, kapal terseret arus dan miring, lantas karam dalam 5 menit. 7 orang tewas dari 53 penumpang yang tercatat.  

Kemudian ada juga KMP Rafelia II yang tenggelam di Selat Bali  pada 4 Maret 2016. Kapal dilaporkan mengalami kemiringan di lepas pantai pelabuhan Gilimanuk. Enam orang dilaporkan tewas dalam musibah ini. 


Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno angkat bicara terkait dua penyebab umum terjadinya kecelakaan pada bus pariwisata-Dok. Istimewa-

Wacana pembentukan Direktorat Jenderal Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan dinilai penting untuk meningkatkan perhatian pemerintah terhadap transportasi air di Indonesia.

Usulan ini disampaikan oleh akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: