Kaesang (Pasti) Jadi Ketum Lagi, Kongres PSI Digelar Besok di Solo

Bendera PSI dengan logo terbarunya menyebar di jalan-jalan besar Kota Solo.-Dokumentasi PSI-
Bila Jokowi gabung sebagai dewan pembina, apakah bisa mendongkrak elektabilitas PSI?
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim menilai, PSI tidak akan mudah melangkah dalam percaturan politik di Indonesia.
BACA JUGA:Kaesang Berkelakar Gibran Masuk PSI
Sejak awal, PSI memang dibangun dengan privilege tertentu. Yakni, sebagai partai anak muda yang didukung elit kekuasaan.
Tapi, hal itu terbukti belum cukup sebagai modal untuk jadi partai mandiri yang teruji zaman. Menurut Surokim, dengan berakhirnya masa Jokowi sebagai presiden, PSI justru harus berbenah di semua lini.
PSI di Persimpangan: Kaesang, Bro Ron, dan Agus Mulyono Rebut Kursi Ketua Umum-Istimewa-
Tanpa sokongan kuasa yang sama seperti sebelumnya, PSI harus menunjukkan eksistensi politiknya secara lebih kuat.
“Apalagi jika ingin masuk jajaran partai parlemen. Mereka harus menempuh ikhtiar mahakeras dan langkah tidak biasa,” katanya saat dihubungi, kemarin.
Peneliti senior SSC Surabaya itu menambahkan, tantangan terbesar PSI adalah menembus pemilih di pedesaan. Di desa, PSI nyaris tidak dikenal.
Ia menyarankan PSI untuk memperkuat relawan, mengembangkan pesan politik yang relevan, serta membangun narasi besar. Bukan hanya soal perubahan, tapi juga soal keadilan dan kesejahteraan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: