Kisah Jatiroso Catering yang Mengajarkan Arti Berjuang

Jatiroso Catering merupakan salah satu usaha katering di Jawa Timur yang berkembang pesat. --Jatiroso Catering
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dari sepeda ke satu gedung besar. Dari rantang ke piring-piring porselen pernikahan. Begitulah kira-kira perjalanan panjang Jatiroso Catering, usaha kuliner yang dibangun dengan cinta, keringat, dan keberanian seorang perempuan muda bernama Dian Sandra Puspitasari.
Bagi Sandra, memasak bukan sekadar pekerjaan, melainkan warisan rasa dari ibunya. Sejak tahun 2011, keduanya mulai menerima pesanan makanan kecil-kecilan dari tetangga. Kala itu, Sandra masih duduk di bangku SMP.
Ia berperan sebagai kurir—mengantar pesanan dengan sepeda. Rantang-rantang kecil itulah yang perlahan membuka jalan bagi bisnis katering yang kini mempekerjakan lebih dari 450 orang.
Titik balik pertama hadir saat mereka mendapat pesanan dari acara latihan gabungan Angkatan Laut. Ayah Sandra, seorang prajurit TNI AL, merekomendasikan usaha sang anak kepada unitnya. Tapi pengalaman pertama itu justru jadi pelajaran berharga—dan menegangkan.
BACA JUGA:5 Kuliner Milik Influencer TikTok yang Viral
BACA JUGA:5 Rekomendasi Kuliner Berbahan Durian, Peringati Hari Durian Internasional 9 Juli
Dian Sandra Puspitasari saat diwawancarai oleh Harian Disway. --HARIAN DISWAY
"Kami nggak menyangka semua makanan langsung habis diserbu prajurit seusai latihan. Panitia nggak kebagian makan," kenangnya sambil tertawa. Kala itu, ia yang masih SMA bahkan sempat kena tegur komandan. "Saya sampai menangis karena kaget dan merasa gagal."
Namun, Sandra bukan tipe yang mundur. Teguran itu menjadi cambuk yang menyadarkannya akan pentingnya manajemen stok, proyeksi kebutuhan, dan komunikasi dengan panitia. Alih-alih sakit hati, ia justru menganggap kritik sebagai vitamin.
"Kalau saya menganggap kritikan itu bukan penghancur, tapi alat untuk meningkatkan kualitas," tegasnya. Hasilnya? Mereka kembali dipercaya untuk menangani acara serupa. Usaha terus berkembang. Kepercayaan tumbuh.
Pada 2017, Sandra melangkah ke jenjang baru: pernikahan. Tapi bukan hanya sebagai mempelai, melainkan juga sebagai tempat bereksperimen. Ia memutuskan menyuplai makanan di hari pernikahannya sendiri. Ternyata sukses besar. "Sejak itu, saya mulai serius menggarap katering pernikahan," ujarnya.
BACA JUGA:UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Tembus Pasar Internasional, Sanrah Food Jadi Contoh Nyata
BACA JUGA:EastFood & EastPack Surabaya 2025 Resmi Dibuka, Dorong Inovasi Kuliner dan Teknologi Kemasan
Namun, tak berhenti di dapur saja. Jatiroso Catering kini menjelma menjadi penyedia layanan one stop wedding. Mereka tidak hanya memasak, tapi juga menjadi konsultan, perencana, bahkan sahabat bagi para calon pengantin dan keluarga.
Sandra menempatkan dirinya sebagai partner sekaligus kerabat dalam proses konsultasi. "Saya banyak belajar dari pengalaman pribadi. Waktu menikah, saya sadar betul bahwa budgeting pernikahan itu bukan sekadar soal satu hari, tapi bagaimana mengatur hidup setelahnya," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: