KKN BBK 6 UNAIR Tanamkan Kreativitas Anak dalam Program OSAKA di Desa Kalikatir, Mojokerto

Anak-anak SD menggambar sketsa di tong sampah bersama peserta KKN BBK 6 UNAIR. - KKN BBK 6 UNAIR - Harian Disway
Pemberian materi edukasi evakuasi gempa oleh mahasiswa KKN BBK 6 UNAIR. - KKN BBK 6 UNAIR - Harian Disway
Kelompok KKN BBK 6 UNAIR tidak menyampaikan materi dengan sebuah ceramah yang membosankan atau modul yang berat. Anak-anak belajar melalui permainan, simulasi, dan praktik langsung tentang langkah-langkah yang harus dilakukan saat gempa, seperti berlindung di bawah meja, melindungi kepala, dan mengenali jalur evakuasi.
BACA JUGA: Estafet Kepemimpinan Rektor Unair Baru, Prof Madyan Bawa Misi Unair Berdampak
BACA JUGA: Rekayasa Jaringan Buatan, Harapan Baru dari Laboratorium Unair
Seluruh kegiatan OSAKA dirancang dengan pendekatan yang menyenangkan, visual, dan mudah dipahami, sehingga memicu antusiasme mereka.
Mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan pengalaman langsung, seperti refleks spontan untuk merunduk ketika ada instruksi "Ayo lindungi kepala!", sebuah respons yang berpotensi menyelamatkan nyawa di masa depan.
Dengan kegiatan bernuansa outdoor ini, anak-anak bisa tertawa riang, bekerja sama saat mewarnai, dan menunjukkan semangat saat mendapat pujian. Suasana ini tidak mungkin tercipta di ruang kelas yang sempit dengan papan tulis yang kaku.
Menanamkan Nilai-Nilai Penting dalam Komunitas
Lebih dari sekadar hasil lukisan atau keberhasilan simulasi gempa, program OSAKA adalah wadah bagi tumbuhnya nilai-nilai esensial seperti gotong royong, ekspresi diri, kecintaan terhadap lingkungan, dan kesiapsiagaan. Anak-anak belajar melalui pengalaman nyata, bukan sekadar hafalan.
BACA JUGA: Orasi Ilmiah Guru Besar Unair Prof Lilis: Semua Bisa Terpapar Mikroplastik
Tak hanya anak-anak yang belajar, mahasiswa KKN BBK 6 UNAIR juga memperoleh pelajaran berharga. Peserta menyadari bahwa masyarakat adalah guru kehidupan yang sesungguhnya.
Interaksi dengan anak-anak dan warga desa memberikan refleksi yang tidak bisa peserta dapatkan di bangku kuliah. Sehingga, program bentukan KKN BBK 6 UNAIR ini juga menegaskan bahwa pengabdian masyarakat bukan hanya tentang memberi.
Tetapi, juga tentang menyerap dan memahami. Program OSAKA adalah salah satu contoh kecil upaya yang dapat memberikan dampak besar, terutama jika dilakukan secara berkelanjutan.
Desa Kalikatir menjadi bukti bahwa anak-anak memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan, asalkan mereka diberikan ruang untuk berkembang dan mengekspresikan diri.
BACA JUGA: Prof Muhammad Madyan Terpilih Menjadi Rektor Unair Periode 2025-2030
Sekaranglah saatnya bagi pemerintah desa, sekolah, dan komunitas lokal untuk melanjutkan inisiatif ini, menjadikan edukasi kreatif sebagai bagian rutin dari proses pembelajaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: