Bedah Buku 75 Tahun Indonesia–Tiongkok, KOPRI: Perempuan Harus Paham Geopolitik

Bedah Buku 75 Tahun Indonesia–Tiongkok, KOPRI: Perempuan Harus Paham Geopolitik

KOPRI Pengurus Besar PMII saat menyelenggarakan bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia-Tiongkok di Gedung PBNU Jakarta pada Jumat, 26 Juli 2025. -Dok. Kopri-

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Kader perempuan tak boleh absen dari panggung diplomasi global. 

Itulah semangat yang diusung KOPRI Pengurus Besar PMII saat menggelar bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia-Tiongkok di Gedung PBNU Jakarta pada Jumat, 26 Juli 2025. 

BACA JUGA:Soeharto dan Gus Dur Masuk Usulan 10 Pahlawan Nasional

Agenda tersebut merupakan bagian dari upaya internasionalisasi perspektif kader perempuan dalam memahami dinamika geopolitik kontemporer.

Acara digelar oleh Bidang Hubungan Internasional KOPRI PB PMII dan menghadirkan langsung penulis buku Budy Sugandi sebagai narasumber utama. 

Hadir pula sejumlah pembedah kompeten dari kalangan diplomat, akademisi, dan pemerhati hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok.

BACA JUGA:Angkat Pengaruh Konfusianisme dalam Kebijakan Luar Negeri Tiongkok, Probo Raih Gelar Doktor di Usia 30 Tahun

Buku yang dibedah kali ini merupakan karya reflektif Budy Sugandi bersama para penulis lainnya, dan diberi pengantar oleh Menteri Luar Negeri Sugiono. 

Ia menandai tujuh dekade hubungan resmi Indonesia-Tiongkok yang dimulai sejak 1950. 

Berbeda dari karya sebelumnya yang banyak menyoroti aspek budaya, buku ini secara khusus mengulas dinamika politik luar negeri dan transformasi hubungan bilateral kedua negara.

BACA JUGA:Tradisi dan Inovasi Hanfu di Caoxian, Tiongkok

Budy Sugandi menyebut bahwa tahun 2025 merupakan angka cantik dan 75 tahun adalah momentum penting yang tak bisa diulang. 

Ia menilai, satu-satunya angka yang bisa menyaingi momen ini hanyalah angka 100. Karena itu, menurutnya, langkah yang diambil KOPRI saat ini sudah sangat tepat.

“Ini bagian dari empowerment globalizing, bahwa perempuan juga harus memahami lanskap geopolitik dunia, termasuk bagaimana posisi Tiongkok dalam peta ekonomi dan politik internasional saat ini,” ujar wakil sekretaris jenderal PP GP Ansor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: