Tanggal 29 Juli Memperingati Hari Bakti TNI AU ke-78, Sejarah Bermula dari Perjanjian Linggarjati

Tanggal 29 Juli memperingati Hari Bakti TNI AU ke-78, sejarah bermula dari perjanjian Linggarjati. - militer.udara - Instagram
Tanggal 29 Juli 1947, pesawat Dakota VT-CLA yang mengangkut sumbangan obat dari Singapura untuk Palang Merah Indonesia (PMI) dihajar dengan tembakan Belanda saat dalam perjalanan menuju Pangkalan Udara Maguwo. Dakota VT-CLA pun terbakar dan jatuh di desa Jatingarang, Kelurahan Tamanan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Korban yang tewas dalam peristiwa itu, yaitu Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Opsir Muda Udara Adisumarmo Wiryokusumo, Ex Wing Commander Alexander Noel Constantine asal Australia dan istrinya Ex Squadron Leader Roy Huzelhurst asal Inggris, Bhidaram asal India dan Zainal Arifin.
BACA JUGA:Berbagai Istilah Penting dalam Dunia Kelautan dan Nelayan untuk Memperingati Hari Kelautan Nasional
Satu-satunya orang yang berhasil selamat adalah A. Gani Handonotjokro. Tanggal 29 Juli 2025 akhirnya ditetapkan sebagai Hari Bakti TNI AU ke-78 untuk mengenang semangat perjuangan TNI AU dalam membantu mempertahankan kemerdekaan dan wilayah negara.
2. Makna dan Tema Hari Bakti TNI AU ke-78
Dari kisah sejarah tadi, Hari Bakti TNI AU memiliki makna penting, yaitu menyimpan kenangan dari pengorbanan TNI AU, mengandung nilai perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, serta dapat memberikan inspirasi untuk generasi penerus TNI AU agar tetap semangat berjuang.
Adapun tema Hari Bakti TNI AU ke-78 yang jatuh pada tanggal 29 Juli 2025 adalah “Dengan Meneladani Semangat Juang Para Pendahulu, TNI AU Siap Mewujudkan Angkatan Udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis Menuju Indonesia Maju”. Semoga TNI AU terus mengalami kemajuan dan semakin termotivasi dalam perjuangannya menjaga keamanan negara. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: tni au